Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan batu bara PT Bayan Resources Tbk. membukukan penurunan kinerja sepanjang paruh pertama 2020.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, emiten berkode saham BYAN itu mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk senilai US$69,23 juta. Capaian itu anjlok 61,26 persen dibandingkan dengan laba semester I/2019, yang senilai US$178,71 juta.
Penurunan laba itu sejalan dengan koreksi pendapatan perseroan yang hanya mencapai US$695,72 juta, turun 18,9 persen daripada pendapatan periode yang sama tahun lalu senilai US$858,57 juta.
Adapun, penurunan pendapatan batu bara ekspor yang memiliki kontribusi terbesar dari top line perseroan anjlok 23,9 persen secara year on year (yoy) menjadi hanya senilai US$604 juta.
Padahal, BYAN berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan dari domestik sebesar 59,1 persen menjadi US$87,9 juta.
Di sisi lain, emiten batu bara dengan kapitalisasi pasar terbesar itu mencatatkan penambahan aset senilai US$1,38 miliar per 30 Juni 2020, dibandingkan dengan total aset perseroan per 31 Desember 2019 senilai US$1,27 miliar.
Sementara itu, total liabilitas perseroan naik menjadi senilai US$758 juta dibandingkan dengan posisi liabilitas per 31 Desember 2019 sebesar US$658,9 juta. Liabilitas itu terdiri atas liabilitas jangka panjang sebesar US$511,6 juta dan liabilitas jangka pendek sebesar US$247,1 juta.
Kendati demikian, rilis kinerja yang lebih lemah itu tidak mempengaruhi pergerakan saham BYAN. Pada perdagangan Kamis (30/7/2020) hingga pukul 13.17 WIB, saham BYAN justru menetap di zona hijau dengan bergerak menguat 3,63 persen ke level Rp13.550 per saham.