Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Korea Selatan ditutup melemah di hari kedua berturut-turut pada perdagangan Kamis (23/7/2020) di tengah kontraksi ekonomi dan meningkatnya ketegangan politik antara Amerika Serikat dan China.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Kospi ditutup melemah 0,56 persen atau 12,47 poin ke level 2.216,19. Volume perdagangan mencapai 920 juta saham senilai 16,1 triliun won atau sekitar US$13,4 miliar.
Sentimen pasar tertekan oleh meningkatnya ketegangan hubungan politik AS-China setelah pemerintah AS meminta konsulat China di Houston ditutup.
“Permintaan penutupan konsulat China menunjukkan meningkatnya ketegangan hubungan AS-China dan menjadi penekan sentimen hari ini,”ungkap analis Shinhan Financial Investment Cho Yoo-Joon, seperti dikutip Yonhap News.
Para investor juga bereaksi negatif terhadap data terbaru yang menunjukkan produk domestik bruto riil (PDB) Korsel menyusut 2,9 persen pada kuartal II/2020 dari periode yang sama tahun lalu, menandai pertumbuhan paling lambat sejak kontraksi tahunan 3,8 persen pada kuartal IV/1998, menurut data dari Bank of Korea (BOK).
Pada kuartal I/2020, ekonomi Negeri Ginseng tersebut juga mengalami kontraksi 3,3 persen. Secara teknis, Korea Selatan telah memasuki fase resesi, mengikuti Negeri Singa.
Pada kuartal pertama, ekonomi Korea Selatan turun 1,3 persen. Namun, secara tahunan, ekonomi tumbuh 1,4 persen pada periode Januari-Maret.
Bank of Korea sebelumnya mengantisipasi ekonomi menyusut sekitar 2 persen satu tahun dalam periode April-Juni, menempatkan prospek pertumbuhan tahunan pada kontraksi 0,2 persen.
Tetapi Gubernur BOK Lee Ju-yeol pekan lalu mencatat ekonomi Korea Selatan kemungkinan akan mengalami pukulan yang lebih berat dari perkiraan sebelumnya tahun ini karena pandemi COVID-19.
Saham perusahaan teknologi Samsung Electronics dan SK Hynix masing-masing merosot 1,1 persen dan 0,96 persen. Sementara itu, saham Samsung Biologic dan perusahaan baja POSCO anjlok 1,9 persen dan 1,01 persen.
Di sisi lain, saham perusahaan otomotif Hyundai Motor melonjak 5,06 persen. Adapun, saham perusahaan operator portal internet Naver melonjak 5,19 persen.