Bisnis.com, JAKARTA – PT Kimia Farma Tbk. menyatakan belum akan melakukan aksi korporasi dalam waktu dekat berkaitan dengn lonjakan harga sahamnya.
Meski demikian harga saham emiten berkode KAEF itu melejit 24,77 persen ke level Rp2.670 pada pukul 14.30 WIB. Investor memperdagangkan saham KAEF sebanyak 2.811 kali dengan volume mencapai 16,56 juta unit.
Rata-rata yang melakukan pembelian adalah investor lokal. Sementara itu, investor asing tercatat melakukan net sell hingga Rp2,35 miliar. Kemarin, saham KAEF juga melejit 24,78 persen.
GM Corporate Secretary Kimia Farma Ganti Winarno menegaskan perseroan belum akan melakukan aksi korporasi yang dapat mendorong harga saham.
“Saat ini kami masih melakukan pembahasan internal atas beberapa rencana aksi korporasi,”katanya dalam keterangan resmi dikutip Kamis (23/7/2020).
Menurutya aksi korporasi yang akan datang itu belum sampai kata final. Oleh sebab itu dia mengaku tidak mengetahui sentimen yang mendorong harga saham KAEF. Ganti menambahkan aksi korporasi terdekat yang bakal digelar adalah rapat umum pemegang saham pada 29 Juli.
Baca Juga
Sebagai informasi, harga saham KAEF telah menguat 112,75 persen dalam seminggu terakhir dan 136,28 persen dala, sebulan belakangan.
Sementara itu, Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Kimia Farma memiliki medium term notes (MTN) Kimia Farma Tahap I Tahun 2017 dengan jumlah pokok Rp400 miliar yang akan jatuh tempo pada 15 September 2020.
Ganti mengatakan sudah mempersiapkan pelunasan MTN yang akan jatuh tempo. Emiten berkode saham KAEF itu akan menggunakan dana internal.
“Kimia Farma sudah mempersiapkan dana internal untuk pembayaran MTN tersebut,” jelasnya kepada Bisnis.
Akhir pekan lalu, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memberikan peringkat idAA- kepada MTN Tahun 2017 Tahap I Kimia Farma senilai Rp400 miliar. Adapun, Pefindo juga menyematkan peringkat idAA- untuk Kimia Farma dengan outlook atau prospek negatif.
Pefindo menyebut KAEF berencana melunasi MTN Tahun 2017 Tahap I dengan dana internal. Total yang dimiliki oleh produsen farmasi itu mencapai Rp706,9 miliar per 31 Maret 2020.