Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kejatuhan Saham Teknologi Patahkan Reli Wall Street

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Kamis (16/7/2020), indeks S&P 500 turun 0,34 persen ke level 3.215,57.
Wall Street./Bloomberg
Wall Street./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Amerika Serikat terkoreksi setelah reli tiga sesi beruntun seiring dengan tekanan terhadap saham teknologi.

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Kamis (16/7/2020), indeks S&P 500 turun 0,34 persen ke level 3.215,57.

Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average melemah 0,5 persen ke level 26.734,71, sedangkan indeks Nasdaq Composite melemah 0,73 persen ke level 10.473,83.

Penurunan Nasdaq sebesar 0,7 persen disebabkan tekanan terhadap sektor saham teknologi, yang menjadi tolak ukur utama Bursa AS. Saham Microsoft Corp. dan Apple Inc. memimpin kerugian.

Saham Netflix Inc. juga merosot karena laporan pertumbuhan pelanggan layanan streaming lebih sedikit dari perkiraan.

"Valuasi saham memang sedikit lebih maju dari perkiraan pasar. Pada musim laporan keuangan saat ini, dapat menjadi katalis bagi mundurnya sektor teknologi. Ekspektasi pasar bergerak lebih tinggi, dan perusahaan perlu memenuhi ekspektasi tersebut," papar Matt Stucky, portfolio manager Northwestern Mutual Wealth Management.

Volume perdagangan di S&P hampir 30 persen di bawah rata-rata 30 hari sebelumnya.

Dari sisi ekonomi, Departemen Tenaga Kerja AS mencatat klaim pengangguran awal dalam program negara reguler mencapai 1,3 juta orang dalam pekan yang berakhir 11 Juli, turun 10.000 dari periode sebelumnya sekaligus merupakan penurunan terkecil sejak Maret.

Di sisi lain, kementerian perdagangan mencatat nilai penjualan ritel meningkat 7,5 persen dari bulan sebelumnya setelah direvisi naik 18,2 persen pada Mei. Capaian ini lebih tinggi dibandingkan median estimasi dalam survei Bloomberg terhada para ekonmi yang mencapai 5 persen pada bulan Juni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Sumber : bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper