Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah diprediksi kembali bergerak terbatas di kisaran Rp14.400 per dolar AS pada perdagangan Rabu (15/7/2020).
Pada penutupan perdagangan Selasa (14/7/2020), nilai tukar rupiah di pasar spot melemah 25 poin atau 0,17 persen ke level Rp14.450 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,211 poin atau 0,22 persen ke level 96,675 pada pukul 14.54 WIB.
Data yang diterbitkan Bank Indonesia pada Selasa (14/7/2020) pagi menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.512 per dolar AS, melemah 26 poin atau 0,18 persen dari posisi Rp14.486 pada Senin (13/7/2020).
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menyampaikan dalam perdagangan Rabu rupiah kemungkinan masih akan bergejolak, tetapi dapat menutup perdagangan dengan penguatan tipis.
"Proyeksi rentang harga Rp14.420 - Rp14.480 per dolar AS," papar Ibrahim.
Baca Juga
Dari sisi eksternal, pasar saat ini menghadapi ancaman dari memanasnya hubungan diplomatik antara Washington dan Beijing atas akses ke pasar keuangan AS, kebebasan sipil di Hong Kong, dan klaim teritorial di Laut Cina Selatan.
Administrasi Presiden AS Donald Trump berencana untuk segera membatalkan perjanjian 2013 antara AS dan otoritas audit China. Hal Ini bisa menjadi pertanda tindakan keras yang lebih luas terhadap perusahaan China yang terdaftar di pasar saham AS yang dikecam karena menghindari aturan pengungkapan A.S.
Selain itu, Amerika Serikat telah memperkuat sikapnya terhadap klaim China di Laut Cina Selatan dan sedang mengambil langkah-langkah untuk mengakhiri status hukum khusus Hong Kong sebagai protes terhadap hukum keamanan Beijing untuk bekas jajahan Inggris itu.
Pemerintah Singapura pagi melaporkan perekonomian mengalami kontraksi di kuartal II/2020 hingga -41,2 persen. Kontraksi pada periode April-Juni tersebut lebih buruk dari konsensus di Trading Economic sebesar -37,4 persen..
Memburuknya ekonomi Singapura akan berdampak terhadap perekonomian Indonesia yang selama ini merupakan mitra bisnis yang sangat strategis serta penyumbang investasi terbesar di Indonesia.
"Ini akan berdampak terhadap perekonomian dalam negeri, bahkan ada kemungkinan PDB Indonesia mengalami kontraksi di kuartal II/2020," papar Ibrahim.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya memperkirakan ekonomi April-Juni akan terkontraksi dalam kisaran -3,5 persen hingga -5,1 persen.
Dengan kondisi eksternal yang kurang kondusif, Bank Indonesia melakukan intervensi dipasar valas, obligasi dan SUN yang diperdagangan DNDF guna menjaga stabilitas mata uang rupiah.
Intervensi tersebut menahan keluarnya arus modal asing yang cukup besar dari pasar keuangan dalam negeri dan sudah tentu pelemahan mata uang rupiah tertahan. Walaupun rupiah masih memasuki zona merah, tetapi apa yang dilakukan oleh Bank Indonesia perlu mendapatkan apresiasi dari pasar.