Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mempertahankan pergerakannya di zona hijau pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Rabu (15/7/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG parkir di level 5.085,08 dengan kenaikan 5,96 poin atau 0,12 persen pada akhir sesi I dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Selasa (14/7/2020), IHSG berhasil ditutup di level 5.079,12 dengan penguatan 0,29 persen atau 14,67 poin, kenaikan hari kedua berturut-turut.
Indeks bahkan sempat melanjutkan penguatannya hingga menembus level 5.100 pada awal perdagangan Rabu. Sepanjang perdagangan hingga akhir sesi I, indeks bergerak fluktuatif dalam kisaran 5.079,62 – 5.116,46.
Tercatat 202 saham menguat, 182 saham melemah, dan 156 saham stagnan. Sebanyak 8 dari 10 sektor dalam IHSG mampu menguat, dipimpin pertanian (+2,97 persen) dan aneka industri (+2,64 persen). Adapun, sektor pertambangan dan finansial masing-masing turun 0,88 persen dan 0,22 persen.
Menurut Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya, rilis data neraca perdagangan Indonesia akan menjadi katalis pergerakan IHSG hari ini.
Baca Juga
Sementara itu, Institution Research Team MNC Sekuritas memperkirakan IHSG masih berpeluang untuk menguji resistance di 5.111 terlebih dahulu, kemudian level 5.140 dan selanjutnya akan melanjutkan penguatannya ke area 5.200-5.300.
“Sekalipun IHSG terkoreksi, kami perkirakan akan berada pada area 5.020,” ujar Institution Research Team MNC Sekuritas melalu riset harian.
Mayoritas indeks saham lain di Asia ikut bergerak positif, antara lain Nikkei 225 dan Topix Jepang yang masing-masing naik tajam 1,29 persen dan 1,20 persen, Kospi Korea Selatan menanjak 0,76 persen dan S&P/ASX 200 Australia menguat 1,58 persen.
Meski demikian, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China masing-masing melemah 1,39 persen dan 1,04 persen, sedangkan Hang Seng Hong Kong turun 0,55 persen.
Secara keseluruhan, bursa Asia menguat bersama kontrak berjangka indeks Eropa dan Amerika Serikat di tengah optimisme tentang progres untuk pengobatan virus Corona.
Di sisi lain, volatilitas untuk aset berisiko tetap tinggi karena kekhawatiran tentang kasus baru Covid-19 diimbangi oleh optimisme atas pengeluaran stimulus dan pemulihan ekonomi.