Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Emiten Konsumer: Laju Pemulihan Melambat

Pada periode pandemi Covid-19, konsumen diyakini lebih memilih produk autentik dan terjaga kebersihan dan keamanannya sehingga perlahan mulai melirik penjualan melalui saluran daring.
PT Nippon Indosari Corpindo Tbk/sariroti.com
PT Nippon Indosari Corpindo Tbk/sariroti.com

Bisnis.com, JAKARTA – Satu bulan telah berlalu sejak relaksasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mulai diberlakukan. Kepercayaan konsumen terutama untuk segmen konsumen kalangan menengah ke atas telah meningkat seiring dengan pertumbuhan kegiatan bisnis.

Pada periode pandemi Covid-19, konsumen diyakini lebih memilih produk autentik dan terjaga kebersihan dan keamanannya sehingga perlahan mulai melirik penjualan melalui saluran daring.

Di sisi lain, pencairan stimulus yang tertunda mungkin akan menghambat pemulihan daya beli konsumen hingga akhir 2020 atau 2021.

RHB Sekuritas memprediksi keyakinan konsumen masih rendah pada bulan Juni lalu namun perlahan mulai pulih. Data Consumer Confidence Index (CCI) Indonesia menunjukkan pertumbuhan 6 poin secara bulanan (month-on-month/MoM) menjadi 83,8 poin pada bulan lalu.

Hal ini didorong oleh meningkatnya harapan pemulihan ekonomi yang terjadi di enam bulan berikutnya dengan harapan CCI akan naik ke posisi 121,8 poin.

Analis RHB Sekuritas Michael Setjoadi menilai konsumen optimis bahwa pandemi dapat segera dijinakkan. Peningkatan CCI didorong oleh pemulihan ekonomi di daerah Jakarta (+39,7 poin MoM), disebabkan adanya harapan pertumbuhan pendapatan (+13.1 poin MoM) dan kegiatan bisnis (+26,3 poin MoM) pasca-PSBB relaksasi di awal Juni.

Konsumen dengan penghasilan tinggi –penghasilan lebih dari Rp5 juta per bulan dan berusia 41-50 tahun- terdaftar sebagai konsumen dengan kepercayaan level tertinggi dalam daftar CCI.

Di sisi lain, Indonesia mencatat 1,75 juta orang tidak memiliki pekerjaan dalam kurun waktu pandemi bulan Mei lalu. Pembukaan kembali ekonomi telah menurunkan pembelian barang tahan lama (durable goods) sebesar 7,2 poin MoM.

"Berkaca pada resesi mini di sektor konsumen yakni pemotongan subsidi bahan bakar pada tahun 2015 dan pemotongan subsidi listrik pada semester pertama tahun 2017, pendapatan perusahaan fast moving consumer goods (FMCG) menurun secara tahunan dalam dua periode," tulis Michael dalam publikasi riset Rabu (8/7/2020). 

Penjualan produsen roti seperti PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. (ROTI) turun paling dalam di antara beberapa perusahaan konsumer lain (jika menggabungkan pertumbuhan penjualan kuartal II dan kuartal III pada tahun 2017).

Sedangkan pertumbuhan produk kebutuhan pokok semisalnya perusahaan pembuat mie instant yakni PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) serta rokok yakni PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) dan PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) tetap solid.

Dalam pandangan Euromonitor tentang tren konsumen, karena banyak orang yang masih tinggal di dalam rumah selama periode pandemi kebanyakan dari mereka lebih fokus pada konektivitas.

Konsumen menjadi lebih berhati-hati atas potensi infeksi dan kontaminasi, sehingga mereka lebih memperhatikan dari mana barang yang dibeli berasal. Hal ini menyebabkan meningkatnya minat terhadap produk lokal. Selera konsumen juga menjadi lebih terlokalisasi, dan orang-orang mengubah pilihan pembelian menjadi barang-barang lokal.

“Saham perusahaan FMCG diperdagangkan pada 2,2-0,8 SD di bawah segmennya dengan rata-rata 5 tahun P/E (price-to-earning) historis,” sambung Michael.

Dengan begitu, saham sektor konsumer pilihan sekuritas adalah PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) dengan rekomendasi beli masing-masing dengan target harga Rp2.700 dan Rp8.200.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper