Bisnis.com, JAKARTA – Pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berlanjut pada perdagangan hari kedua berturut-turut di tengah kekhawatiran tentang meningkatnya kasus baru Covid-19.
Sementara itu, nilai tukar rupiah berakhir melemah terhadap dolar Amerika Serikat setelah mampu terapresiasi empat hari beruntun.
Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Jumat (10/7/2020):
Bursa Global Terjungkal, IHSG Tertekan 9 Sektor
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,43 persen atau 21,54 poin ke level 5.031,26. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak fluktuatif dalam kisaran 5.022,17 – 5.076,52.
Sebanyak 9 dari 10 sektor pada IHSG ditutup di teritori negatif, dipimpin properti (-1,19 persen) dan aneka industri (-1,14 persen). Satu-satunya sektor yang mampu menguat adalah finansial (+0,14 persen).
Baca Juga
Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang masing-masing turun 1 persen dan 1,4 persen menjadi penekan utama pelemahan IHSG.
Sejalan dengan IHSG, mayoritas indeks saham di Asia tampak tertekan di zona merah, antara lain Nikkei 225 Jepang (-1,06 persen), Kospi Korea Selatan (-0,81 persen), dan S&P/ASX 200 Australia (-0,61 persen).
Indeks Bisnis-27 Kebakaran, Hanya BBCA dan MIKA yang Menghijau
Indeks Bisnis-27 menutup perdagangan terakhir pekan ini dengan rapor merah setelah terkoreksi 1,92 poin atau -0,42 persen ke level 450,45.
Sebanyak 24 anggota konsituen mencatatkan kinerja negatif di perdagangan hari ini. Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) jatuh paling dalam dengan koreksi 60 poin atau 3,92 persen ke level 1.470.
Menemani KLBF, di tiga posisi terbawah berikutnya ada PT United Tractors Tbk. (UNTR), PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON) dan PT Mayora Indah Tbk. (MYOR). Ketiganya masing-masing terkoreksi 2,85 persen, 2,40 persen, dan 2,23 persen.
Rupiah Kembali Melesu ke Rp14.400, Ini Penjelasan BI
Pergerakan nilai tukar rupiah berakhir melemah 40 poin atau 0,28 persen ke level Rp14.435 per dolar AS, setelah ditutup di level Rp14.395 pada Kamis (9/7/2020).
Kepala Departemen Komunikasi Direktur Eksekutif Onny Widjanarko menyampaikan mencermati kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran COVID-19, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah secara periodik.
“Indikator tersebut mencakup nilai tukar, inflasi, dan yield Surat Berharga Negara (SBN),” paparnya dalam keterangan resmi,
Setelah Turun 42 Persen, Emisi Obligasi Korporasi Bakal Menanjak Semester II
Tren besaran nilai emisi penerbitan obligasi korporasi diyakini bakal meningkat di semester II/2020 seiring dengan membaiknya pasar, baik dari sisi cost of fund maupun potensi penyerapan.
Pada semester I/2020, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mencatat realisasi penerbitan baru obligasi senilai Rp30,03 triliun atau turun 42,8 persen dari pencapaian Rp52,5 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Presiden Direktur DBS Vickers Sekuritas Indonesia Hendra Purnama mengatakan sepanjang semester I/2020 penerbitan obligasi korporasi masih terus berjalan, terutama dari sektor yang menerbitkan surat utang secara reguler seperti sektor finansial. Namun, dari sisi nilai penerbitan menurun drastis.
Harga emas Comex untuk kontrak Agustus 2020 terpantau menanjak 11,30 poin atau 0,63 persen ke level US$1.815,10 per troy ounce pukul 19.48 WIB.
Analis Capital Futures Wahyu Laksono menjelaskan bahwa setelah menyentuh level psikologis US$1.800 per troy ounce saat ini harga emas tidak memiliki level resistan signifikan.
“Mungkin emas saat ini akan mengejar untuk menyentuh level all time high-nya di posisi US$1.919 per troy ounce,” ujar Wahyu.
Sebaliknya, di dalam negeri, harga emas batangan Antam berdasarkan daftar harga emas untuk Butik LM Pulogadung Jakarta turun Rp3.000 menjadi Rp937.000 per gram.
Harga pembelian kembali atau buyback emas ikut berkurang Rp3.000 menjadi Rp835.000 per gram dari harga sebelumnya.