Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melemah pada perdagangan hari kedua, Jumat (10/7/2020), di tengah pelemahan bursa Asia.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pergerakan IHSG ditutup di level 5.031,26 dengan pelemahan 0,43 persen atau 21,54 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Kamis (9/7/2020), IHSG berakhir di level 5.052,79 dengan koreksi 0,46 persen atau 23,38 poin.
Sebelum kembali terkoreksi, indeks sempat beringsut ke zona hijau dan menguat hingga menembus level 5.076. Sepanjang perdagangan Jumat, IHSG bergerak fluktuatif dalam kisaran 5.022,17 – 5.076,52.
Sebanyak 9 dari 10 sektor pada IHSG ditutup di teritori negatif, dipimpin properti (-1,19 persen) dan aneka industri (-1,14 persen). Satu-satunya sektor yang mampu menguat adalah finansial (+0,14 persen).
Tercatat 142 saham menguat, 260 saham melemah, dan 150 saham berakhir stagnan. Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang masing-masing turun 1 persen dan 1,4 persen menjadi penekan utama pelemahan IHSG.
Baca Juga
Menurut Direktur PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya, IHSG terlihat sedang berkonsolidasi setelah mengalami kenaikan dalam beberapa hari sebelumnya, sedangkan gelombang tekanan terlihat belum akan berakhir.
“Sentimen dari fluktuasi nilai tukar rupiah serta harga komoditas, dan masih terjadinya capital outflow secara year to date turut membayangi pergerakan IHSG,” papar William melalui riset harian.
Sejalan dengan IHSG, mayoritas indeks saham di Asia tampak tertekan di zona merah, antara lain Nikkei 225 Jepang (-1,06 persen), Kospi Korea Selatan (-0,81 persen), dan S&P/ASX 200 Australia (-0,61 persen).
Indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China bahkan turun tajam 1,95 persen dan 1,81 persen masing-masing, indeks Hang Seng Hong Kong merosot 1,84 persen, dan Taiex Taiwan melorot 0,98 persen.
Setelah reli delapan hari beruntun, bursa saham China terjungkal ke zona merah karena penjualan oleh dana yang didukung negara mengisyaratkan pihak otoritas ingin memperlambat laju kenaikan.
Sementara itu, rekor angka kematian yang tercatat di negara bagian Florida dan California, berikut kekhawatiran gelombang baru Covid-19 di Asia, kembali menjadi sorotan investor menjelang akhir pekan.
Kendati sebagian pihak optimistis bahwa dukungan fiskal dan moneter akan dapat membendung penurunan apalagi setelah rilis data klaim pengangguran awal pada Kamis (9/7) yang lebih baik dari ekspektasi, pihak lain berpandangan bahwa pasar tenaga kerja masih berisiko.
“Kita akan melihat periode shutdown berselang-seling selama sekitar satu tahun ke depan ketika kita masih bergulat dengan virus ini,” ujar manajer portofolio multi-aset di Pacific Investment Management Co. Erin Browne.
“Tapi saya tidak berekspektasi kita akan melihat penutupan ekonomi AS besar-besaran seperti yang kita lihat awal tahun ini,” tambahnya, seperti dilansir Bloomberg.
Di pasar mata uang domestik, kurs rupiah tergelincir dari penguatannya terhadap dolar AS dan ditutup melemah 40 poin atau 0,28 persen ke level Rp14.435 per dolar AS, setelah terapresiasi empat hari berturut-turut sebelumnya.
Berikut tabel kinerja 10 sektor pembentuk IHSG pada Jumat (10/7/2020).
NO | Sektor | Sebelumnya | Terakhir | Selisih | Selisih (%) |
1 | INFRASTRUC | 898,838 | 893,846 | -4,99 | -0,56 |
2 | MISC-IND | 882,417 | 872,398 | -10,02 | -1,14 |
3 | BASIC-IND | 763,281 | 760,577 | -2,7 | -0,35 |
4 | TRADE | 606,553 | 603,264 | -3,29 | -0,54 |
5 | PROPERTY | 319,855 | 316,058 | -3,8 | -1,19 |
6 | CONSUMER | 1.817,296 | 1.799,024 | -18,27 | -1,01 |
7 | MINING | 1.291,609 | 1.284,564 | -7,05 | -0,55 |
8 | MANUFACTUR | 1.203,988 | 1.194,164 | -9,82 | -0,82 |
9 | FINANCE | 1.110,603 | 1.112,206 | 1,6 | 0,14 |
10 | AGRI | 1.063,698 | 1.053,805 | -9,89 | -0,93 |