Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat ke level 6.915,82 pada perdagangan hari ini, Kamis (3/7/2025). Harga saham seperti bank jumbo kinclong.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG dibuka di posisi 6.898,63 pada perdagangan hari ini. IHSG kemudian menguat 0,50% menuju ke posisi 6.915,82 pada pukul 09.05 WIB.
Pada awal perdagangan, IHSG bergerak di rentang terbawah 6.895,98 dan tertinggi 6.922,73. Adapun, kapitalisasi pasar alias market cap saat pembukaan mencapai Rp12.157 triliun.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, deretan saham dengan nilai transaksi saham tinggi di pasar dibuka menguat. Harga saham emiten bank jumbo misalnya kompak dibuka menghijau.
Harga saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menguat 0,29%, harga saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) naik 0,82%, dan harga saham PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) naik 0,84% pada pembukaan perdagangan hari ini.
Selain itu, saham lain dengan transaksi tinggi seperti PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) mencatatkan penguatan. Harga saham ANTM naik 1,67%. Kemudian, harga saham PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) naik 0,87%.
Baca Juga
Pada perdagangan sebelumnya, Rabu (2/7/2025), IHSG telah melemah 0,49% ke level 6.881,24. IHSG pun berada di zona merah, melemah 2,81% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025.
Analis Phintraco Sekuritas Ratna Lim mengatakan secara teknikal, indikator Stochastic RSI dan MACD mengindikasikan potensi pelemahan lanjutan dan berkurangnya momentum beli jangka pendek.
"Tekanan volume jual juga meningkat. IHSG kembali mengarah ke lower band. Sehingga diperkirakan IHSG berpotensi melanjutkan koreksi menguji level 6.800-6.850 pada perdagangan Kamis [3/7/2025]," tulis Ratna dalam risetnya pada Kamis (3/7/2025).
Pasar mengantisipasi rilis data non farm payrolls AS per Juni 2025 yang diperkirakan turun menjadi 110.000 dari 139.000 di Mei 2025. Kondisi tersebut mengindikasikan pasar tenaga kerja AS berpotensi mulai mengalami perlambatan.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.