Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Nikel Naik 10 Persen, Vale Indonesia (INCO) Optimistis Kinerja Membaik

Direktur Keuangan PT Vale Indonesia Tbk. Bernardus Irmanto mengatakan bahwa dengan harga nikel yang berada di jalur kenaikan, pihaknya optimistis dapat mencapai target kinerja keuangan 2020 meskipun masih diterpa banyak tantangan bisnis akibat pandemi Covid-19.
Pekerja mengeluarkan biji nikel dari tanur dalam proses furnace di smelter PT. Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Sabtu (30/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki
Pekerja mengeluarkan biji nikel dari tanur dalam proses furnace di smelter PT. Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Sabtu (30/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki

Bisnis.com, JAKARTA - Memasuki paruh kedua tahun ini, harga logam dasar pun sudah mulai berpendar. Harga nikel misalnya menguat 10 persen dalam sebulan terakhir, sehingga turut memberikan sentimen positif terhadap kinerja PT Vale Indonesia Tbk.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Rabu (8/7/2020) harga nikel di bursa LME bergerak naik 0,1 persen ke level US$13.493 per ton. Harga menguat 10,25 persen dalam sebulan terakhir, meskipun masih terkoreksi 3,79 persen sepanjang tahun berjalan.

Direktur Keuangan PT Vale Indonesia Tbk. Bernardus Irmanto mengatakan bahwa dengan harga nikel yang berada di jalur kenaikan, pihaknya optimistis dapat mencapai target kinerja keuangan 2020 meskipun masih diterpa banyak tantangan bisnis akibat pandemi Covid-19.

“Harga nikel saat ini masih berkisar di kisaran US$12.000 hingga US$13.000 per ton, kalau angkanya lebih naik lagi di paruh kedua, mudah-mudahan kinerja keuangan bisa menjadi lebih baik,” ujar Bernardus kepada Bisnis, dikutip Jumat (10/7/2020).

Dia pun mengaku tidak menyiapkan strategi khusus menghadapi kenaikan harga itu, baik dari mencari pasar baru maupun memaksimalkan produksi. Vale Indonesia hanya akan melakukan inisiatif meningkatkan reliabilitas aset dan juga waste elimination yang akan menunjang kinerja perusahaan ke depan.

Pasalnya, penjualan emiten berkode saham INCO itu mayoritas ke pihak afiliasi, yaitu Vale Jepang dan Sumitomo, yang diatur dalam kontrak jangka panjang dengan menggunakan harga di bursa LME.

Bernardus juga menjelaskan hingga saat ini tidak ada permintaan untuk pengurangan penjualan dari offtaker, sehingga perseroan belum akan merevisi target dan panduan yang sudah ditetapkan awal tahun ini.

Adapun, pada kuartal I/2020 ini Vale Indonesia berhasil mencatatkan penjualan sebesar US$174,7 juta naik 38,21 persen dari posisi kuartal I/2019 US$126,4 juta. Selain itu, perseroan juga berhasil membalikkan posisi rugi bersih pada kuartal I/2019 sebesar US$20,2 juta, menjadi laba bersih sebesar US$29 juta pada kuartal I/2020.

Vale Indonesia telah memproduksi nikel sebanyak 17.614 metrik ton dan menjual 16.713 metrik ton pada kuartal I/2020. Realisasi produksi itu lebih tinggi 34,6 persen daripada produksi kuartal yang sama tahun lalu sebesar 13.080 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper