Bisnis.com, JAKARTA - Memasuki paruh kedua tahun ini, harga logam dasar pun sudah mulai berpendar. Harga nikel misalnya menguat 10 persen dalam sebulan terakhir, sehingga turut memberikan sentimen positif terhadap kinerja PT Vale Indonesia Tbk.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Rabu (8/7/2020) harga nikel di bursa LME bergerak naik 0,1 persen ke level US$13.493 per ton. Harga menguat 10,25 persen dalam sebulan terakhir, meskipun masih terkoreksi 3,79 persen sepanjang tahun berjalan.
Direktur Keuangan PT Vale Indonesia Tbk. Bernardus Irmanto mengatakan bahwa dengan harga nikel yang berada di jalur kenaikan, pihaknya optimistis dapat mencapai target kinerja keuangan 2020 meskipun masih diterpa banyak tantangan bisnis akibat pandemi Covid-19.
“Harga nikel saat ini masih berkisar di kisaran US$12.000 hingga US$13.000 per ton, kalau angkanya lebih naik lagi di paruh kedua, mudah-mudahan kinerja keuangan bisa menjadi lebih baik,” ujar Bernardus kepada Bisnis, dikutip Jumat (10/7/2020).
Dia pun mengaku tidak menyiapkan strategi khusus menghadapi kenaikan harga itu, baik dari mencari pasar baru maupun memaksimalkan produksi. Vale Indonesia hanya akan melakukan inisiatif meningkatkan reliabilitas aset dan juga waste elimination yang akan menunjang kinerja perusahaan ke depan.
Pasalnya, penjualan emiten berkode saham INCO itu mayoritas ke pihak afiliasi, yaitu Vale Jepang dan Sumitomo, yang diatur dalam kontrak jangka panjang dengan menggunakan harga di bursa LME.
Baca Juga
Bernardus juga menjelaskan hingga saat ini tidak ada permintaan untuk pengurangan penjualan dari offtaker, sehingga perseroan belum akan merevisi target dan panduan yang sudah ditetapkan awal tahun ini.
Adapun, pada kuartal I/2020 ini Vale Indonesia berhasil mencatatkan penjualan sebesar US$174,7 juta naik 38,21 persen dari posisi kuartal I/2019 US$126,4 juta. Selain itu, perseroan juga berhasil membalikkan posisi rugi bersih pada kuartal I/2019 sebesar US$20,2 juta, menjadi laba bersih sebesar US$29 juta pada kuartal I/2020.
Vale Indonesia telah memproduksi nikel sebanyak 17.614 metrik ton dan menjual 16.713 metrik ton pada kuartal I/2020. Realisasi produksi itu lebih tinggi 34,6 persen daripada produksi kuartal yang sama tahun lalu sebesar 13.080 ton.