Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan logam, PT Vale Indonesia Tbk., dijadwalkan akan menggelar rapat umum pemegang saham tahunan atau RUPST pada 29 Juli 2020.
Emiten berkode saham INCO itu menganjurkan pemegang saham untuk menggunakan fasilitas electronic general meeting system yang disediakan oleh PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (eASY KSEI) seiring dengan langkah pencegahan penyebaran Covid-19 lebih lanjut.
Perseroan juga akan mengikuti ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Ibukota Jakarta terkait penanganan pandemi Covid-19.
Adapun, pemegang saham yang berhak menghadiri rapat itu adalah yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham Vale Indonesia, pada 29 Juni 2020 sampai dengan pukul 16.15 WIB.
Dalam agenda tersebut terdapat 10 mata acara diantaranya, penggunaan keuntungan perseroan dan pertimbangan dividen untuk tahun buku 2019 serta perubahan dan pengangkatan anggota direksi dan dewan komisaris perseroan.
Adapun, perseroan memiliki pemegang saham baru, yaitu PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero). Hal itu seiring dengan perseroan melakukan penandatanganan perjanjian definitif jual beli saham dengan MIND ID untuk melepas 20 persen sahamnya pada 19 Juni 2020.
Baca Juga
Dalam transaksi itu, Vale Canada Limited dan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd sebagai pemegang saham mayoritas INCO akan melepas kepemilikannya masing-masing sebesar 14,9 persen dan 5,1 persen kepada MIND ID.
Dengan demikian, setelah transaksi selesai maka kepemilikan saham INCO akan berubah menjadi Vale Canada Limited sebesar 44,3 persen, MIND ID sebanyak 20 persen, Sumitomo Metal Mining 15 persen, dan publik sebesar 20,7 persen.
Di sisi lain terkait dividen, INCO telah absen membagikan dividen kepada pemegang saham selama 4 tahun belakangan.
Terakhir kali INCO membagikan dividen yaitu pada 2014 dengan dividen pay out ratio (DPR) sekitar 58 persen dari total laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas pemilik.
Sebagai gambaran, untuk kinerja tahun buku 2019 INCO membukukan pertumbuhan pendapatan moderat naik 1 persen menjadi US$782 juta dibandingkan dengan pencapaian tahun sebelumnya sebesar US$776,9 juta.
Namun, laba bersih periode berjalan 2019 yang dibukukan perseroan turun 5,14 persen ke posisi US$57,4 juta dari capaian tahun sebelumnya mencapai US$60,51 juta.