Bisnis.com, JAKARTA — Dinamika pasar modal sepanjang semester I/2020 akibat pandemi membuat manajer investasi harus putar otak dalam mengatur strategi untuk bertahan.
Direktur Pemasaran dan Produk Mandiri Manajemen Investasi (MMI) Endang Astharanti mengatakan sepanjang paruh pertama tahun ini pihaknya mengutamakan strategi defensif.
Salah satunya, jelas Endang, dari sisi kelas aset mereka lebih memfokuskan diri untuk reksa dana pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap dengan durasi pendek. Selain itu, MMI juga melakukan diversifikasi aset seperti dollar AS.
“Perubahan untuk strategi bisnis, kami meningkatkan dana kelolaan pada produk seperti RD Pasar Uang, RD Pendapatan Tetap dan RD dengan denominasi USD, salah satunya produk RD kami yang berinvestasi di global market yaitu Mandiri Global Sharia Equity Dollar,” tuturnya kepada Bisnis, Minggu (5/7/2020).
Sementara dari sisi pengelolaan dana, Endang mengatakan MMI aktif melakukan rebalancing portofolio lebih ke sektor defensif dan mengutamakan kualitas aset.
Adapun untuk semester II/2020 ini, MMI mulai menambah alokasi kelas aset saham secara teknikal seiring dengan mulai membaiknya pasar. Endang juga menyebut pihaknya masih mempertahankan target bisnis sampai akhir tahun.
Baca Juga
“Tapi kami terus melihat perkembangan, tidak menutup kemungkinan ada penyesuaian target bisnis,” imbuhnya.
Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich menyebut sepanjang paruh pertama 2020 pihaknya rajin melakukan rebalancing portofolio, terutama saat ada subscription dan redemption reksa dana.
Untuk aset berbasis saham, Avrist AM lebih menyesuaikan dengan underlying bisnis dan valuasi saham. Dia menjelaskan, pihaknya meningkatkan penempatan terhadap saham-saham dengan fundamental kuat dan vauasi murah. Adapun saham dengan fundamental lemah dikurangi bahkan dihilangkan.
Sementara untuk aset berbasis obligasi pihaknya memperpendek durasi dan untuk aset berbasis pasar uang mengetatkan seleksi di bank dengan profil kredit lebih baik.
DI lain pihak, Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menuturkan dinamika pasar sejak awal tahun ini membuat pihaknya menjadi lebih selektif dalam menentukan aset dan merumuskan portofolio.
Menurutnya, di tengah situasi penuh tekanan seperti beberapa bulan lalu, Panin AM lebih mementingkan likuiditas dibandingkan imbal hasil, sebagai antisipasi terjadinya redemption atau penarikan reksa dana.
“Kalau seperti ini ada pertimbangan likuiditas dan imbal hasil, kami memilih likuiditas karena jika ada yang imbal hasilnya tinggi tapi sulit dicairkan, kami akan kesulitan saat ada redemption,” paparnya.