Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Kebanjiran Impor APD, Saham Pan Brothers (PBRX) Turun Hampir 1 Persen

Dalam sebulan terakhir, harga saham PBRX naik 12 persen. Adapun dalam periode tahun berjalan, saham PBRX tergerus 45,10 persen.
Vice Chief Executive Officer PT Pan Brothers Tbk. (PBRX) Anne Patricia Sutanto (kiri), menjawab pertanyaan didampingi Direktur Fitri R. Hartono, saat paparan publik perseroan di Jakarta, Senin (22/5)./JIBI-Dwi Prasetya
Vice Chief Executive Officer PT Pan Brothers Tbk. (PBRX) Anne Patricia Sutanto (kiri), menjawab pertanyaan didampingi Direktur Fitri R. Hartono, saat paparan publik perseroan di Jakarta, Senin (22/5)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Harga saham emiten tekstil PT Pan Brothers Tbk. mengalami koreksi 0,71 persen pada penutupan perdagangan hari ini, Kamis (2/7/2020). Harga saham Pan Brothers turun di saat data impor masker dan alat pelindung diri terungkap. 

Pada perdagangan hari ini, saham Pan Brothers bergerak di rentang 279-282 dan ditutup di level 280. Volume perdagangan emiten bersandi saham PBRX itu mencapai 19 ribu lembar dengan nilai transaksi 5,38 miliar.

Dalam sebulan terakhir, harga saham PBRX naik 12 persen. Adapun dalam periode tahun berjalan, saham PBRX tergerus 45,10 persen.

Untuk diketahui, Badan Pusat Statistika (BPS) mencatat ada lonjakan impor produk masker dan alat pelindung diri. Padahal produk-produk tersebut  tercantum pada Peraturan Menteri Perdagangan No. 23/2020 tentang Larangan Sementara Ekspor Antiseptik, Bahan Baku Masker, Alat Pelindung Diri, dan Masker. 

Impor pakaian pelindung medis selama Januari-April 2020 naik lebih dari 19 kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu menjadi 167 ton. Adapun, impor pakaian bedah naik 89,72 persen secara tahunan menjadi 14,8 ton.

Di sisi lain, impor masker bedah per April 2020 meroket sekitar 12 kali lipat secara bulanan menjadi 392,7 ton. Secara tren, impor masker bedah selama Januari-April 2020 melonjak 489.28 persen dari periode yang sama tahun lalu menjadi 495,2 ton.

Impor masker nonwoven selain masker bedah naik 387.11 persen secara bulanan menjadi 541,2 ton. Adapun, selama Januari-April 2020 volume impor masker tersebut naik 67,1 persen menjadi 1.034 ton.

Manajemen Pan Brothers  berharap agar tenaga medis maupun para pemangku kepentingan lain menyerap produk masker maupun alat pelindung diri (APD) dari produsen domestik. 

Wakil Direktur Utama Pan Brothers Anne Patricia Susanto mengatakan perseroan siap memasok permintaan APD dari dalam negeri maupun luar negeri. Dia menambahkan, Pan Brothers bisa memproduksi APD 3-5 juta unit per bulan.

"Di Indonesia sudah ada [APD dengan] kualitas yang diminta Kemenkes [Kementerian Kesehatan]. Ya mbok beli dari [pabrikan di] Indonesia saja. Kalau Indonesia kelebihan pasok [APD], Pan Brothers siap ekspor. Kami [juga] siap supply ke dalam negeri," katanya kepada Bisnis, Kamis (2/7/2020). 

Anne menilai importasi masker N95 banyak berkontribusi dalam lonjakan volume impor masker pada awal kuartal II/2020. Pasalnya, produsen masker N95 di dalam negeri masih sedikit lantaran minimnya ketersediaan bahan baku nonwoven spunbond polypropylene yakni  melt bond polypropylene. 

Di samping itu, lonjakan impor APD pada April 2020 dinilai disebabkan oleh minimnya produk APD dalam bentuk juah medis maupun alat pelindung medis (Coverall) yang memiliki nomor izin edar. Anne berujar tenaga medis maupun Kemenkes tetap harus memenuhi protokol dalam pengadaan peralatan medis walaupun pada masa pandemi. 

"Saya tidak membela importir, tapi [jika] tidak ada izin edar apakah Kemenkes bisa beli [APD tersebut]? Bukan masalah kemampuan pasokan industri dalam negeri, tapi perlu perizinan yang lengkap [dalam menjual APD medis]," ucapnya. 

Adapun, sebagian pabrikan baru mendapatkan nomor izin edar (NIE) pada akhir April 2020. Anne menyatakan pihaknya pun mendapatkan NIE pada akhir April 2020. 

Dengan demikian, Anne meramalkan volume impor pada Mei-Juni akan turun drastis lantaran sebagian besar produsen APD lokal telah mendapatkan NIE.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Andi M. Arief
Editor : Rivki Maulana

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper