Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menutup perdagangan terakhir pekan ini di zona hijau seiring dengan rebound bursa global yang memperoleh pembakar dari ekspektasi dorongan stimulus lebih lanjut.
Berbanding terbalik dengan IHSG, nilai tukar rupiah melanjutkan pelemahannya terhadap dolar Amerika Serikat di tengah kekhawatiran tentang lonjakan kasus Covid-19.
Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis, Jumat (26/6/2020):
IHSG Ditutup Menghijau, Infrastruktur dan Properti Punya Andil
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 0,15 persen atau 7,36 poin ke level 4.904,09, setelah bergerak fluktuatif dalam kisaran 4.882,12 – 4.941,14.
Saham PT Sinar Mas Multiartha Tbk. (SMMA) dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang masing-masing naik 14 persen dan 0,9 persen menjadi pendorong utama IHSG.
Mayoritas indeks saham di Asia ikut menguat, antara lain indeks Nikkei 225 Jepang (+1,13 persen), Kospi Korea Selatan (+1,05 persen), S&P/NZX 20 Selandia Baru (+0,99 persen), dan S&P/ASX 200 Australia (+1,49 persen).
Di kawasan Asia Tenggara, indeks Straits Times Index STI Singapura dan indeks SET 50 Thailand masing-masing terpantau naik 0,59 persen dan 0,52 persen.
Menyambut Paruh Kedua 2020, IHSG Nantikan Sentimen Positif
Sepanjang Juni, IHSG berhasil menunjukkan kinerja penguatan dengan naik 3,98 persen. Kinerja yang baik itu tercermin, pada pertengahan Juni IHSG sempat berhasil kembali ke level 5.139, level tertinggi IHSG sejak Maret.
SVP PT Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial mengatakan bahwa menyambut paruh kedua tahun ini, pasar justru dihadapi oleh sepinya sentimen positif untuk memulihkan IHSG dari tren penurunan akibat pandemi Covid-19.
Menurut dia, selama IHSG belum bisa melewati resisten 5.150, maka IHSG masih rentan untuk terkoreksi karena investor dan pelaku ekonomi masih menunggu hasil laporan keuangan emiten realisasi pertumbuhan PDB pada kuartal II/2020.
Selain Stimulus, Ini yang Harus Dilakukan untuk Gairahkan Pasar Modal
Stimulus pasar modal yang dikucurkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dinilai dapat memberi gairah baru terhadap pasar. Meski demikian, otoritas terkait juga perlu menarik minat masyarakat untuk berinvestasi pada pasar modal.
Hal tersebut dikatakan oleh Direktur CSA Institute Aria Santoso saat dihubungi pada Jumat (26/6/2020). Aria mengatakan, stimulus yang diberikan BEI secara psikologis dapat menimbulkan dampak positif. Pasalnya, keadaan sekarang amat membutuhkan efisiensi biaya.
"Minat investor baru dan peluang IPO masih berpotensi naik dengan adanya stimulus ini," katanya.
Pergerakan nilai tukar rupiah lanjut ditutup melemah 45 poin atau 0,32 persen ke level Rp14.220 per dolar AS, setelah berakhir di level Rp14.175 per dolar AS pada Kamis (25/6/2020).
Pelaku pasar kembali cemas dengan perkembangan penyebaran Covid-19 yang belum kunjung reda, bahkan di beberapa negara terdapat lonjakan kasus baru. Kenaikan kasus itu akan membuat sejumlah negara kembali menerapkan karantina wilayah (lockdown) meski lingkupnya terbatas.
Selain itu, pasar juga fokus terhadap rilis prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh IMF akan berada di angka -0,3 persen pada tahun ini. Namun pada tahun berikutnya produk domestik bruto (PDB) RI diperkirakan kembali mencatatkan pertumbuhan lebih dari 6,1 persen.
Harga emas Comex untuk kontrak Agustus 2020 terpantau naik tipis 2,10 poin atau 0,12 persen ke level US$1.772,70 per troy ounce pukul 19.08 WIB.
Di dalam negeri, harga emas batangan Antam berdasarkan daftar harga emas untuk Butik LM Pulogadung Jakarta naik Rp3.000 menjadi Rp910.000 per gram.
Harga pembelian kembali atau buyback emas turut bertambah Rp3.000 menjadi Rp803.000 per gram dari harga sebelumnya.
