Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Khawatir Dampak Covid-19 Terhadap Perekonomian, IHSG Terjungkal

IHSG terpantau melemah sejak awal perdagangan dan terus merayap di zona merah hingga penutupan pasar hari ini.
Pengunjung melintas di dekat papan layar elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (22/6/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung melintas di dekat papan layar elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (22/6/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Setelah menguat pada perdagangan kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ternyata tak berhasil mempertahankan posisinya dan kembali terkulai di perdagangan hari ini, Kamis (25/6/2020).

IHSG terpantau melemah sejak awal perdagangan dan terus merayap di zona merah hingga penutupan pasar. Indeks pun parkir di level 4.896,73 setelah terkoreksi 1,37 persen dibandingkan kemarin.

Dari seluruh saham yang diperdagangkan, hanya 93 saham yang menguat, sedangkan 324 saham memerah dan 142 lainnya stagnan.

Adapun sektoral, seluruh sektor kompak melemah. Adapun koreksi paling dalam dialami oleh sektor properti (-2,03 persen), sektor barang konsumsi (-1,72 persen), dan sektor manufaktur (-1,55 persen).

Aksi jual bersih investor asing juga turut menjadi penekan pergerakan IHSG pada perdagangan hari ini. Tercatat, investor asing membukukan net sell dengan total nilai Rp225,72 miliar di seluruh pasar.

Saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menjadi yang paling banyak dilepas asing dengan net foreign sell Rp61,2 miliar. Diikuti oleh PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) yang masing-masing mencetak jual bersih asing Rp41,9 miliar dan Rp30,9 miliar.

Pergerakan indeks hari ini sejalan dengan bursa Asia lainnya yang juga memerah. Di Jepang, indeks Topix Tokyo terpantau melemah 1,18 persen dan indeks Nikkei 225 terkoreksi 1,22 persen. Sementara indeks Strait Times Singapura turun 1,47 persen.

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan pasar Asia masih dibayangi oleh kekhawatiran mengenai berlanjutnya pandemi Covid-19 dan adanya potensi gelombang kedua (second wave).

Selain itu, turunnya harga komoditas dunia dan proyeksi IMF yang menyebut perekonomian dunia bakal -4,9 persen di tahun 2020 ini juga turut memicu kekhawatiran lain di antara pelaku pasar.

“Penetapan IMF yang memproyeksi perekonomian dunia minus 4,9% di tahun 2020 merupakan sentimen negatif bagi IHSG,” ujarnya, Kamis (25/6/2020)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper