Bisnis.com, JAKARTA - Pendiri sekaligus pemegang saham utama PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) menambah kepemilikan sahamnya di perseroan dengan melakukan pembelian waran senilai Rp650,54 miliar.
Dalam keterbukaan informasi, Prajogo menyebutkan dirinya telah melakukan penambahan saham BRPT sebanyak 1,745 miliar saham atau 0,543 persen dari jumlah seluruh saham yang telah dikeluarkan perseroan. Tujuan transaksi ialah pelaksanaan Waran Tahap I.
Harga penjualan per saham senilai Rp372,8 pada 12 - 17 Juni 2020. Artinya, total transaksi mencapai Rp650,54 miliar. Status kepemilikan saham ialah langsung. Kepemilikan Prajogo di BRPT pun meningkat menjadi 72,078 persen dari sebelumnya 71,534 persen.
Mengutip prospektus perseroan sebelumnya, harga pelaksanaan Waran Tahap I pada 1 Juli 2019 - 30 Juni 2020 ialah Rp1.864 per saham. Namun, karena BRPT melakukan stock split 1:5 pada Agustus 2019, maka harga pelaksanaan menjadi Rp372,8.
Sebelumnya, Direktur Keuangan Barito Pacific David Kosasih mengatakan bahwa pada kuartal I/2020 perseroan telah menyerap capex sebesar US$55 juta, atau setara dengan 10,5 persen dari total anggaran yang ditetapkan pada awal tahun ini sebesar US$525 juta.
“Capex tersebut sebagian besar digunakan untuk pengembangan proyek MTBE dan Butene-1 milik anak perusahaan yang akan rampung awal kuartal III/2020,” ujar David saat teleconference dengan media, Kamis (11/6/2020).
Baca Juga
Kendati demikian, menghadapi tantangan bisnis akibat pandemi Covid-19 perseroan akan melakukan kajian terhadap rencana yang sudah ditetapkan pada awal tahun ini. Salah satunya adalah penyesuaian capex yang dilakukan seiring dengan penundaan beberapa proyek strategis perseroan.
Untuk diketahui, target penyelesaian pemilihan investor strategis atau final investment decision (FID) proyek CAP II milik entitas anak usaha PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) terpaksa diundur, yang semula pada 2021 menjadi ditargetkan pada 2022.
Penundaan target FID tersebut pun berdampak pada pemangkasan capex TPIA menjadi hanya sebesar US$135 juta, dari yang semula ditetapkan sebesar US$430 juta pada tahun ini.
Selain itu, entitas anak usaha perseroan lainnya, Star Energy, juga melakukan penundaan program drilling menjadi hingga tahun depan. Hal itu pun dilakukan agar Star Energy mampu memaksimalkan operasional kinerja.
Akibatnya, capex Star Energy pun ikut disesuaikan menjadi sekitar US$40 juta dari US$80 juta yang dianggarkan sebelumnya.
Dengan demikian, belanja modal konsolidasi emiten berkode saham BRPT itu pun disesuaikan menjadi hanya sebesar US$185 juta, turun dari alokasi yang sudah ditetapkan pada awal tahun ini.
“Namun, perseroan berkomitmen proyek-proyek yang ditunda akan tetap berjalan khususnya pabrik CAP II,” jelas David.
Catatan redaksi: Artikel ini mengalami perubahan judul dari semula Pakai Harga Diskon, Prajogo Pangestu Serap Saham Barito Pacific (BRPT) Rp650,5 Miliar, dan mengalami perubahan di badan berita yang lebih relevan. Mohon maaf atas kekeliruan yang terjadi.