Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merayap di zona merah pada perdagangan hari ini, Kamis (18/6/2020). Per penutupan sesi I, IHSG tercatat turun 0,13 persen.
Sejak awal pembukaan pasar, indeks langsung terjerembap di ke level terdalamnya hari ini yakni 4943,83. Meski kemudian bergerak naik, indeks masih belum mampu menembus zona hijau dan parkir di level 4.981,50.
Dari seluruh saham yang diperdagangkan, sebanyak 201 saham memerah, 144 saham stagnan, dan 188 lainnya menghijau.
Sejumlah saham big caps menjadi sasaran aksi jual bersih asing. Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menjadi yang paling banyak dilepas asing dengan net foreign sell mencapai Rp57,1 miliar.
Selanjutnya ada saham PT Astra International Indonesia Tbk. (ASII) yang dilego dengan total jual bersih Rp20,2 miliar dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) yang mencatatkan net foreign sell Rp16,9 miliar.
Kinerja ketiganya juga amblas di sesi I ini. BBCA terpantau turun 1,14 persen, ASII terkoreksi 1,21 persen, dan TOWR turun 1,89 persen.
Baca Juga
BBCA dan TOWR merupakan entitas Group Djarum. Saham mayoritas TOWR sebesar 51,52 persen dipegang oleh PT Sapta Adhikari Investama (SAI) yang merupakan perusahaan investasi milik keluarga Hartono.
Adapun, keluarga Hartono melalui PT Dwimuria Investama Andalan memiliki 54,94 persen saham BBCA.
Sebaliknya, salah satu emiten dengan kapitalisasi pasar paling jumbo lainnya, yakni PT telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) menjadi penahan laju indeks dengan kenaikan 4,05 persen.
Jelang pelaksanaan rapat umum pemegang saham (RUPS) esok hari, saham TLKM juga menjadi yang paling banyak diborong asing hingga akhir sesi I ini. Tercatat, total nilai net foregn buy TLKM mencapai Rp182,7 miliar.
Adapun secara akumulasi, keseluruhan transaksi yang tercatat di bursa sepanjang sesi I ini mencapai Rp3,35 triliun dengan net foreign sell Rp53,76 miliar.
Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan memerahnya IHSG hari ini seiring dengan mayoritas bursa Asia yang juga melemah.
Menurutnya, market prihatin mengenai memanasnya situasi di Semenanjung Korea akibat hubungan Korea Utara-Korea Selatan yang kembali memanas.
“Market juga masih khawatir adanya potensi gelombang kedua Covid-19,” imbuh Nafan, Kamis (18/6/2020)
Di sisi lain, kata Nafan, para pelaku pasar tengah menanti hasil rapat dewan gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang diperkirakan akan menurunkan tingkat suku bunga acuan sebesar 25 bps.