Bisnis.com, JAKARTA — PT Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI) sebagai penjamin pelaksana emisi efek atau underwriter PT Prima Multi Usaha Indonesia Tbk. (PMUI) buka suara menyoal penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Adapun, sebelum resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), aksi IPO dari PMUI dikabarkan hampir batal lantaran KISI disebut enggan menyerap sisa saham hasil penawaran umum.
Manajemen KISI menegaskan bahwa seluruh proses penawaran umum PMUI telah berjalan sesuai regulasi dan PMUI tetap go public di lantai bursa sesuai jadwal pada Kamis (11/7/2025).
“KISI, selaku penjamin emisi efek, telah menjalankan seluruh kewajiban dan tanggung jawab sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam rangka pelaksanaan penawaran umum tersebut,” tulis Manajemen KISI dalam pernyataan, dikutip Jumat (11/7/2025).
Perusahaan sekuritas itu turut menyampaikan apresiasi kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), BEI, Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) atas dukungan terhadap proses IPO PMUI.
“Komitmen kami adalah untuk terus memberikan layanan terbaik bagi masyarakat dan mendukung pertumbuhan pasar modal Indonesia,” ungkap manajemen KISI.
Sebelumnya, Direktur Utama PMUI Agus Susanto juga sudah memberikan klarifikasi terkait pemberitaan yang mengutip pernyataan Komisaris Independen, Theo Lekatompessy, seputar isu kegagalan proses IPO perseroan.
Agus menuturkan pernyataan yang beredar di media massa tidak mewakili sikap resmi perseroan karena Theo memberikan komentar dalam kapasitas pribadi, bukan sebagai komisaris independen PMUI.
“Pada saat memberikan pernyataan tersebut, proses pemenuhan administrasi sedang berlangsung sehingga Theo Lekatompessy tidak mempunyai informasi yang mutakhir,” ujarnya dalam surat kepada BEI.
Agus turut menyampaikan bahwa seluruh persyaratan dari bursa telah dipenuhi oleh PT Korea Investment & Sekuritas Indonesia selaku penjamin emisi efek atau underwriter.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.