Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Kamis (18/6/2020) sesi I pukul 11.30 WIB.
Indeks melemah 0,13 persen ke level 4.981,5, setelah bergerak di rentang 4.943,83 - 4.987,96. Net sell asing mencapai Rp53,76 miliar.
Terpantau 188 saham menguat, 201 saham melemah, dan 144 saham stagnan. Total transaksi mencapai Rp3,35 triliun, dan kapitalisais pasar sebesar Rp5.780,41 triliun.
Dikutip dari Bloomberg, respons positif investor terhadap stimulus ekonomi pascapandemi Covid-19 mulai memudar akibat kekhawatiran munculnya penyebaran virus gelombang kedua. Investor pun kembali mengolekasi aset-aset safe haven dan meninggalkan aset berisiko seperti saham.
Saham-saham di Asia dan pasar saham berjangka AS berguguran pada awal perdagangan Kamis (18/6/2020). Di sisi lain, mata uang yen Jepang dan obligasi Treasury AS kembali menguat.
Padahal, pada awal pekan ini harga saham di Jepang, Australia, dan Hong Kong reli karena muncul harapan pandemi Covid-19 akan berakhir dan pemerintah di seluruh dunia mulai fokus pada pemulihan ekonomi.
Baca Juga
Namun, pagi ini indeks berjangka S&P 500 turun 0,9 persen pada pukul 10.10 WIB. Indeks Topix di Jepang melemah 0,8 persen indeks Hang Seng di Hong Kong turun 0,9 persen dan bahkan IHSG terdepresiasi 0,16 persen.
“Narasi tentang kebijakan stimulus dan proyeksi data ekonomi yang membaik tampak kehilangan pesonanya,” kata Sameer Samana, Senior Global Market Strategist di Wells Fargo Investment Institute, seperti dikutip Bloomberg pada Kamis (18/6/2020).
Berita terbaru dari penyebaran Covid-19, Texas melaporkan kenaikan pasien yang dirawat sebesar 11 persen akibat atau kenaikan tertinggi dalam waktu 24 jam. Sementara itu, Brasil mencatatkan rekor kasus positif Covid-19 sebanyak 34.918 kasus.
Di belahan benua lain, China sudah mengambil langkah penutupan aktivitas sosial dan ekonomi seperti penutupan sekolah dan bandara untuk menahan laju penyebaran virus gelombang kedua.