Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Melemah, IHSG Tertekan Saham BBCA dan UNVR

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menyentuh level 4.981,50 dengan koreksi 6,28 poin atau 0,13 persen pada akhir sesi I dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pengunjung memotret layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (27/7/2020). Bisnis/Abdurachman
Pengunjung memotret layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (27/7/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mendarat di zona merah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Kamis (18/6/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menyentuh level 4.981,50 dengan koreksi 6,28 poin atau 0,13 persen pada akhir sesi I dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Rabu (17/6/2020), IHSG mampu bertahan di zona hijau dan berakhir di level 4.987,478 dengan kenaikan tipis 0,03 persen atau 1,32 poin, kenaikan hari kedua berturut-turut.

Indeks mulai selip dari zona hijau dengan terkoreksi 0,39 persen atau 19,44 poin ke level 4.968,34 pada Kamis pukul 9.00 WIB. Sepanjang perdagangan hingga akhir sesi I, IHSG bergerak dalam kisaran 4.943,83 – 4.987,96.

Sebanyak 6 dari 9 sektor menetap di zona merah pada akhir sesi I, dipimpin barang konsumsi (-0,83 persen) dan industri dasar (-0,73 persen). Tiga sektor lainnya parkir di wilayah positif, dipimpin infrastruktur (+2,15 persen).

Dari 693 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 188 saham menguat, 200 saham melemah, dan 305 saham stagnan.

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) yang masing-masing turun 1,14 persen dan 1,51 persen menjadi penekan utama IHSG pada akhir sesi I.

Di sisi lain, saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang masing-masing naik 4,05 persen dan 0,61 persen menjadi pendorong utama sekaligus membatasi besarnya pelemahan IHSG.

Bersama IHSG, mayoritas indeks saham di Asia tampak cenderung melemah antara lain, indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang yang masing-masing terkoreksi 0,47 persen dan 0,62 persen, serta Hang Seng Hong Kong yang melemah 0,22 persen.

Dilansir dari Bloomberg, pergerakan bursa Asia lebih dipengaruhi tumbuhnya kekhawatiran seputar pemulihan ekonomi setelah kasus baru Covid-19 tampak meningkat di sejumlah wilayah, ketimbang optimisme seputar stimulus.

“Narasi seputar stimulus kebijakan dan data ekonomi yang lebih baik tampaknya kehilangan arah,” tutur ahli strategi pasar global senior di Wells Fargo Investment Institute Sameer Samana.

Di pasar mata uang, rupiah menghapus penguatannya dan terpantau berbalik melemah 16 poin atau 0,12 persen ke level Rp14.099 per dolar AS pukul 11.54 WIB, setelah sempat menguat hingga ke level Rp14.025 per dolar AS.

Pada perdagangan Rabu (17/6/2020), pergerakan nilai tukar rupiah berakhir di level Rp14.083 per dolar AS dengan apresiasi 7 poin atau 0,05 persen, penguatan hari ketiga berturut-turut.

Pasar saat ini tengah menantikan rilis keputusan suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate (7DRRR), dengan konsensus 4,25 persen, setelah dipertahankan di 4,50 persen pada RDG BI Mei 2020. 

“Data tersebut berpotensi menggerakkan IHSG terutama sektor perbankan dan properti apabila terjadi pemangkasan sebesar 25 basis poin sesuai ekspektasi pasar,” tulis Samuel Sekuritas melalui publikasi riset harian.

“Kami menilai, sentimen domestik yaitu Rapat Dewan Gubernur BI pada siang ini akan lebih mendominasi pergerakan market,” tambahnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper