Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dikabarkan Batal, BEI Klarifikasi Prima Multi Usaha (PMUI) Tetap Listing Besok (10/7)

Bursa Efek Indonesia (BEI) memberi klarifikasi atas kabar batalnya pencatatan saham PT Prima Multi Usaha Indonesia Tbk. (PMUI).
Pengunjung beraktivitas di dekat layar pergerakan saham gabungan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (28/4/2025). JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Pengunjung beraktivitas di dekat layar pergerakan saham gabungan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (28/4/2025). JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan klarifikasi dari kabar yang menyatakan batalnya pencatatan saham PT Prima Multi Usaha Indonesia Tbk. (PMUI). 

Sekretaris Perusahaan BEI Kautsar Primadi Nurahmad mengatakan berdasarkan koordinasi dengan Penjamin Emisi dan PMUI, perseroan telah memenuhi ketentuan pencatatan di BEI sehingga saham PMUI dapat tercatat pada Kamis (10/7/2025).

“Oleh karena itu, terdapat empat perusahaan tercatat baru yang akan mencatatkan sahamnya besok, Kamis 10 Juli 2025,” kata Kautsar, Rabu (9/7/2025).

Adapun, BEI akan kedatangan empat saham baru yaitu PT Diastika Biotekindo Tbk. (CHEK), PT Trimitra Trans Persada Tbk. (BLOG), PT Merry Riana Edukasi Tbk. (MERI), dan PT Prima Multi Usaha Indonesia Tbk. (PMUI) pada perdagangan 10 Juli 2025.

Sebelumnya, beredar tangkapan layar dari email IDX Contact Center yang menyampaikan BEI tidak dapat melanjutkan pencatatan saham PMUI.

“Kami informasikan terkait dengan keterangan yang disampaikan adalah benar, bahwa BEI tidak dapat melanjutkan pencatatan saham PMUI yang dimaksud seperti tertera pada lampiran, terlampir,” tulis tangkapan layar tersebut. 

Sebagai informasi, PMUI menawarkan sebanyak 1.160.000.000 saham kepada publik, dengan harga penawaran Rp180 per saham. Alhasil, total dana yang berpeluang diraih perusahaan dari initial public offering (IPO) mencapai Rp208,8 miliar.

Prima Multi Usaha Indonesia merupakan induk perusahaan dari PT Graha Prima Mentari Tbk. (GRPM), yang telah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 Juli 2023. Kedua perusahaan tersebut berada di bawah kendali Rudy Susanto Wijaya.

Berdasarkan prospektus, seluruh dana yang diperoleh dari hasil IPO akan dialokasikan PMUI ke dua pos utama. Sekitar 26,76% akan digunakan untuk pembelian tanah dan bangunan milik pihak afiliasi, yaitu Agus Susanto, yang merupakan Direktur Utama sekaligus pemegang saham perseroan. Properti tersebut berlokasi di Jalan Tuparev No. 87 A, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Sementara itu, sekitar 29,73% akan digunakan untuk memberikan pinjaman kepada GRPM dengan suku bunga 9% dan tenor lima tahun. Dana yang dikembalikan dari pelunasan pinjaman nantinya akan dimanfaatkan sebagai modal kerja, terutama mendukung pengembangan usaha.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper