Bisnis.com, JAKARTA – Emiten plat merah PT Timah Tbk. (TINS) memangkas anggaran operational expenditure (opex) dan capital expenditure (capex) untuk menjaga arus kas tahun ini.
Direktur Keuangan Timah Wibisono mengatakan perseroan telah memangkas anggaran opex sebesar 30 persen untuk bisa bertahan di tengah situasi pandemi.
“Saya memutuskan opex harus dipangkas supaya bisa bertahan, kalau tidak bisa jatuh,” katanya, Rabu (17/6/2020).
TINS, lanjutnya, memangkas pengeluaran untuk beragam operasi. Namun perseroan tidak sampai memberhentikan karyawannya.
Selain itu, perseroan juga memotong capex tahun ini yang semula ditargetkan Rp2,5 triliun menjadi Rp1,5 triliun. Wibisono mengatakan pemangkasan itu sesuai dengan arahan Kementerian BUMN.
“Dana Rp1,5 triliun itu cukup untuk pembangunan proyek ausmelt timah karena yang saat ini sedang kami kejar adalah outstanding loan supaya debt equity ratio kami menjadi rendah,” katanya.
Baca Juga
Berdasarkan laporan keuangan tahun lalu, liabilitas perseroan meningkat cukup tajam yaitu 66,46 persen menjadi sebesar Rp15,1 triliun dibandingkan dengan total liabilitas 2018 sebesar Rp9,07 triliun. Adapun, liabilitas tersebut terdiri atas liabilitas jangka pendek sebesar Rp11,95 triliun dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp3,14 triliun.
Sementara itu, Pefindo memangkas peringkat TINS dari semula A+ menjadi A. Hasil penurunan peringkat yang sama juga berlaku untuk obligasi berkelanjutan I Timah dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Timah sebesar Rp600 miliar yang akan jatuh tempo pada kuartal III/2020.
Wibisono mengatakan pinjaman itu akan dilunaskan pada jatuh tempo nanti. Adapun dana pelunasan bakal menggunakan dari kas internal dan restitusi.
“Kami tidak akan melakukan restrukturisasi buat utang yang jatuh tempo nanti pada kuartal III. Kami akan melakukan pembayaran dengan kas internal dan restitusi,” katanya.