Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil rebound ke zona hijau pada akhir perdagangan hari ini, Jumat (12/6/2020), melawan tren pelemahan di Asia.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pergerakan IHSG ditutup di level 4.880,36 dengan kenaikan 0,53 persen atau 25,6 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Kamis (11/6/2020), IHSG berakhir di level 4.854,75 dengan pelemahan 1,34 persen atau 65,93 poin, koreksi hari ketiga berturut-turut.
Sebelum berbalik ke zona hijau, indeks terpantau sempat anjlok lebih dari 2 persen hingga terbenam di level 4.712 akibat terseret kekhawatiran mengenai lonjakan kasus baru Covid-19.
Namun, menjelang penutupan perdagangan, pergerakan IHSG mampu beringsut ke zona hijau dan memantapkan posisinya di level 4.880. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak fluktuatif dalam kisaran 4.712,07 – 4.880,36.
Sebanyak 6 dari 10 sektor pada IHSG ditutup di wilayah positif, dipimpin finansial (+1,8 persen) dan aneka industri (+1,2 persen). Empat sektor lainnya melemah, dipimpin pertanian (-1,71 persen) dan industri dasar (-1 persen).
Baca Juga
Tercatat 162 saham menguat, 247 saham melemah, dan 171 saham berakhir stagnan. Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang masing-masing naik 4,3 persen dan 2 persen menjadi pendorong utama rebound IHSG.
Berbanding terbalik dengan IHSG, mayoritas indeks saham di Asia tertekan di zona merah, antara lain indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang yang melemah 0,75 persen dan 1,15 persen masing-masing.
Kemudian, indeks Shanghai Composite China turun tipis 0,04 persen, indeks Hang Seng Hong Kong melorot 0,85 persen, Kospi Korea Selatan anjlok 2,04 persen, dan indeks S&P/ASX 200 Australia turun tajam 1,89 persen.
Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia Pacific turun sekitar 1 persen bersama indeks MSCI Emerging Market, setelah bursa Wall Street Amerika Serikat mengalami aksi jual terburuknya dalam 12 pekan.
Pada perdagangan Kamis (11/6/2020), indeks saham acuan S&P 500 mengalami penurunan terbesar sejak 16 Maret di tengah tumbuhnya kekhawatiran tentang gelombang kedua infeksi virus corona (Covid-19).
Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average terjungkal 6,90 persen atau 1.861,82 poin ke level 25.128,17 dan indeks Nasdaq Composite berakhir turun tajam 5,27 persen dan 527,62 poin ke posisi 9.492,73.
Sentimen pasar memburuk dengan meningkatnya tanda-tanda gelombang kedua virus corona yang bisa terjadi di beberapa negara bagian.
Di sisi lain, klaim pengangguran AS tetap tinggi sehingga menggarisbawahi tantangan jangka panjang yang disebabkan oleh pandemi virus mematikan tersebut.
Data ekonomi itu dirilis sehari setelah Gubernur bank sentral Federal Reserve AS Jerome Powell mengatakan pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19 akan berlangsung lama.
“Sentimen menjadi jauh lebih hati-hati. Kita sebenarnya mulai mendapatkan data yang mengindikasikan reopening berjalan sangat baik, dan sekarang kita mulai mendengar beberapa tajuk utama bahwa mungkin reopening setidaknya akan berhenti sebentar,” tutur Manajer Strategi di TD Ameritrade Shawn Cruz.
Meski demikian, kontrak berjangka indeks saham AS, indikator pergerakan indeks saham acuan, tampak menguat sehingga memberi harapan rebound bursa AS pada awal perdagangan Jumat.
“Kontrak berjangka AS rebound dengan ekspektasi bahwa akselerasi terbaru dalam kasus baru Covid-19 di AS mungkin tidak berarti bahwa gelombang kedua sudah tiba,” tutur Analis senior di Swissquote Bank Ipek Ozkardeskaya.
Saham-saham pendorong IHSG: | |
---|---|
Kode | Kenaikan (persen) |
BMRI | +4,3 |
BBRI | +2,0 |
HMSP | +3,3 |
SMMA | +7,1 |
Saham-saham penekan IHSG: | |
---|---|
Kode | Penurunan (persen) |
TLKM | -1,6 |
TPIA | -3,9 |
POLL | -6,9 |
BRPT | -2,4 |
Sumber: BEI