Bisnis.com, JAKARTA – Koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berlanjut pada perdagangan hari ketiga berturut-turut di tengah pelemahan pasar saham global.
Nilai tukar rupiah pun melanjutkan pelemahannya terhadap dolar AS hingga kembali ke kisaran level Rp14.000 per dolar AS.
Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Kamis (11/6/2020):
IHSG Berakhir di Level 4.854, Aneka Industri dan Finansial Paling Jebol
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melorot 1,34 persen atau 65,93 poin ke level 4.854,75. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak dalam kisaran 4.812,19 – 4.931,24.
Seluruh 10 sektor pada IHSG ditutup di wilayah negatif, dipimpin aneka industri (-2,1 persen). Pelemahan sektor aneka industri berturut-turut diiikuti finansial (-1,99 persen), perdagangan (-1,86 persen), dan barang konsumsi (-1,37 persen).
Baca Juga
Tercatat 137 saham menguat, 289 saham melemah, dan 134 saham berakhir stagnan. Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang masing-masing turun 2,1 persen dan 4,5 persen menjadi penekan utama IHSG.
Diwarnai Profit Taking dan Komentar Fed, Indeks Saham Dunia Merah Lagi
Seluruh indeks saham utama di dunia tumbang menyusul aksi ambil untung dari investor dan komentar Bank Sentral AS (Federal Reserve) mengenai pemulihan ekonomi.
Dean Turner, Ekonom UBS Global Wealth Management, menyampaikan bahwa berita di pasar belakangan ini kembali membawa aura negatif.
“Mengingat pasar sudah cukup naik beberapa pekan terakhir, tidak mengejutkan kalau sekarang ada investor yang ambil untung [profit taking],” katanya seperti dikutip Bloomberg.
Rupiah Kembali ke Level 14.000
Pergerakan nilai tukar rupiah lanjut berakhir melemah 40 poin atau 0,29 persen ke level Rp14.020 per dolar AS, setelah bergerak fluktuatif di kisaran level 13.902 – 14.037.
Pada perdagangan Rabu (10/6/2020), nilai tukar rupiah masih bertahan di kisaran level Rp13.000 dan ditutup di level Rp13.980 per dolar AS dengan depresiasi 90 poin atau 0,65 persen, pelemahan hari ketiga berturut-turut.
Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menanjak 0,45 persen atau 0,433 poin ke posisi 96,392 pukul 19.58 WIB, setelah tertekan dalam beberapa waktu terakhir.
Usai 30 Hari, Reli Panjang Minyak Mentah Berakhir
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan pelemahan yang terjadi hari ini merupakan hal yang wajar setelah reli yang panjang. Menurutnya masih ada kemungkinan harga minyak akan kembali rebound.
“Kalau dari chart, harga minyak mentah WTI tidak terlihat dalam tren turun, tapi lebih seperti konsolidasi setelah reli panjang,” katanya kepada Bisnis pada Kamis (11/6/2020).
Ariston menambahkan komoditas tidak terbarukan itu juga tengah mendapatkan sentimen negatif. Pasalnya, kemarin data inventori Amerika Serikat menunjukkan kenaikan cadangan minyak mentah mingguan sebesar 5,7 juta barel. Menurutnya ada pengurangan permintaan, sehingga terlihat suplai meningkat.
Harga emas Comex untuk kontrak Agustus 2020 terpantau naik tajam 17,50 poin atau 1,02 persen ke level US$1.738,20 per troy ounce pukul 19.49 WIB.
Head of Commodities & Asia Pacific Currencies UBS AG, Dominic Schnider mengatakan, dengan kebijakan The Fed yang mempertahankan suku bunga serta perkiraan suku bunga acuan di sejumlah wilayah akan negatif, harga emas dapat menembus level US$1.800 per ounce.
Di dalam negeri, harga emas batangan Antam berdasarkan daftar harga emas untuk Butik LM Pulogadung Jakarta naik Rp12.000 menjadi Rp893.000 per gram.
Adapun harga pembelian kembali atau buyback emas bertambah Rp15.000 menjadi Rp784.000 per gram dari harga sebelumnya.