Bisnis.com, JAKARTA — Kondisi pasar yang tengah tertekan dianggap sebagai waktu yang tepat untuk masuk ke pasar saham. Namun, ternyata ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan bagi calon investor dalam memilih portofolionya.
Dalam sesi #NgobrolSantaiBisnisCom, Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio membeberkan beberapa langkah yang harus dilakukan oleh calon investor agar dapat memilih saham yang cuan.
Menurutnya, salah satu cara termudah yang dapat dilakukan investor adalah dengan mengamati laporan keuangan emiten karena itu akan mencerminkan bagaimana kinerja fundamental si perusahaan.
“Kalau sudah ada emiten incaran, cek laporan keuangannya. Apakah membaca lapkeu itu susah? Tidak sesusah yang dibayangkan,” tuturnya dalam sesi yang ditayangkan secara langsung via fitur “Live” di akun Instragram @bisniscom itu.
Frankie kemudian menerangkan sejumlah elemen dalam laporan keuangan yang patut dicermati oleh para calon investor.
Pertama, calon investor harus mengamati apakah emiten incarannya konsisten mendapatkan uang atau tidak. Setidaknya, calon investor harus memerhatikan pos pendapatan dan laba emiten tersebut selama 10 tahun terakhir.
Baca Juga
“Dia untung terus nggak? Tren pendapatannya selama 10 tahun itu menanjak nggak?” ujarnya.
Selanjutnya, calon investor perlu memerhatikan juga arus kas perusahaan, karena tidak semua pendapatan bersih masuk ke perusahaan. Dari segmen arus kas, yang perlu dicermati adalah pos arus kas dari aktivitas operasional.
“Kalau itu masih positif, berarti dia masih menghasilkan uang. Semakin dekat angkanya dengan net income, artinya kualitas perusahaan semakin ini bagus,” imbuh Frankie.
Kedua, perhatikan rasio utang perseroan. Meski hampir 90 persen dari emiten pasti memiliki piutang, jumlah dan rationya tetap harus diperhatikan oleh calon investor. Jangan sampai utang yang terlalu besar akan berisiko membebani kinerja keseluruhan si emiten.
Pada pos ini, kata Frankie, calon investor juga mesti membedakan antara utang berbunga dan tidak berbunga. Kemudian, rasio utang atau debt to equity ratio (DER) menjadi poin penting.
“Kalau DER-nya lebih dari 1, berarti perlu ditandai. Apakah income mereka tahun depan bisa menutupi nggak? karena ini artinya manajemen perusahaan cukup agresif berutang,” jelasnya.
Ketiga, coba untuk menelaah apakah perseroan dikelola oleh tim manajemen yang bagus atau tidak. Alih-alih calon investor harus mengenal sosok manajemen secara personal, hal tersebut dapat tercermin dari laporan keuangan.
“Kalau net income positif tapi cash-nya minus terus, berarti nggak terlalu bagus manajemennya. Ada yang belum benar-benar jadi pendapatan sudah dimasukkan, misalnya. Ini berarti gak terlalu bagus si manajemennya,” tukas Frankie.
Selain ketiga poin tersebut, Frankie mengatakan bahwa calon investor juga harus rajin-rajin membaca dan mencari tahu soal apa yang terjadi, baik di pasar saham maupun di dunia secara general.
Pasalnya, sebagaimana diketahui bahwa pasar saham sangat terpengaruh oleh berbagai sentimen yang ada. Selain itu, boleh jadi ada kabar-kabar tertentu yang berkaitan dengan emiten incaran sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan lanjutan.
“Banyak-banyaklah membaca. Warren Buffet aja tiap hari baca 6 koran. Saya juga tiap hari sarapannya baca Bisnis Indonesia,” tutup Frankie.