Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah mengalami koreksi setelah reli panjang selama 1 bulan dari level US$24,14 per barel ke level US$38,16 per barel.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah WTI hari ini terkoreksi 3,64 persen dari posisi US$39,09 pada pembukaan ke level US$38,16 per barel pukul 14.53 WIB. Dengan begitu, reli panjang minyak mentah jenis WTI telah terhenti usai tumbuh 58,07 persen dari posisi US$24,14 per barel pada bulan lalu.
Sejalan dengan WTI, harga minyak mentah Brent juga mengalami koreksi sedalam 3,19 persen menuju posisi US$40,40 per barel. Adapun dalam sebulan terakhir, Brent telah menguat 36,14 persen dari posisi US$29,63 per barel.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan pelemahan yang terjadi hari ini merupakan hal yang wajar setelah reli yang panjang. Menurutnya masih ada kemungkinan harga minyak akan kembali rebound.
“Kalau dari chart, harga minyak mentah WTI tidak terlihat dalam tren turun, tapi lebih seperti konsolidasi setelah reli panjang,” katanya kepada Bisnis pada Kamis (11/6/2020).
Ariston menambahkan komoditas tidak terbarukan itu juga tengah mendapatkan sentiment negatif. Pasalnya, kemarin data inventori Amerika Serikat menunjukkan kenaikan cadangan minyak mentah mingguan sebesar 5,7 juta barel. Menurutnya ada pengurangan permintaan sehingga terlihat suplai meningkat.
Dia percaya harga minyak tidak akan melorot dalam seperti Mei ketika menyentuh level terendah US$0 per barrel. Menurutnya negara OPEC+ sudah berkomitmen untuk melakukan pengurangan produksi sehingga penurunan tidak akan lagi drastis.
Akan tetapi, potensi koreksi masih terbuka lebar karena resiko penutupan ekonomi kembali akibat adanya gelombang Covid-19 kedua masih ada. Selain itu, potensi perang dagang juga bisa memicu kembali penurunan harga minyak.
Ariston memperkirakan level support minyak jenis WTI akan berada di level US$31,50 untuk jangka pendek.
Sementara itu, Vice President Moody’s Investor Service Elena Nadtotchi berasumsi harga minyak mentah dalam jangka menengah akan bergerak di level US$45 sampai US$65 per barel. Sementara tahun lalu dapat menyentuh level US$50 sampai US$70 per barel.
“Jalan menuju harga minyak yang lebih kuat akan tergantung pada seberapa cepat permintaan pulih, tetapi stok minyak mentah yang tinggi dan persediaan bahan bakar akan menunda pemulihan hingga 2021,” katanya dalam siaran resmi Kamis (11/6/2020).
Elena mengatakan pasar minyak sekarang dalam proses penyeimbangan kembali. Pembatasan global yang luas dari kegiatan ekonomi pada pertengahan tahun telah menyebabkan penurunan yang cepat dan tiba-tiba dalam permintaan minyak.
Hal itu menciptakan tekanan akut untuk pasar minyak dunia. Elena memperkirakan harga minyak jangka pendek untuk West Texas Intermediate (WTI) menjadi US$30 per barel untuk tahun 2020 dan US$40 barel pada tahun 2021.
“Kami juga memangkas asumsi harga kami untuk Brent, patokan internasional, menjadi US$35 per barel untuk 2020 dan US$$45 per barel pada 2021,” pungkasnya.