Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tarif PPN Naik Jadi 12% pada 2025, Intip Kinerja Saham Konsumer ICBP, MYOR, hingga CMRY

Saham-saham emiten indeks IDX Sector Consumer Non Cyclicals bergerak fluktuatif di tengah rencana pemerintah menaikkan tarif PPN menjadi sebesar 12% pada 2025.
Pengunjung beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis(19/9/2024)./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis(19/9/2024)./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Saham-saham emiten indeks IDX Sector Consumer Non Cyclicals bergerak fluktuatif di tengah rencana pemerintah menaikkan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi sebesar 12% pada 2025. 

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, indeks IDX Sector Consumer Non Cyclicals menguat 0,41% ke posisi 730,02 pada akhir perdagangan hari ini, Selasa (19/11/2024). Sementara itu, indeks IDX Sector Consumer Cyclicals terapresiasi 2,18% ke posisi 842,8. 

Pada hari ini, mayoritas saham emiten IDX Sector Consumer Non Cyclicals dengan kapitalisasi pasar besar mengalami kenaikan harga. Saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) menguat 0,63% ke posisi Rp11.900 per saham. Sepanjang tahun berjalan 2024, saham produsen Indomie itu melambung 12,53%. 

Senasib, saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) juga naik tipis 0,97% ke posisi Rp7.800. INDF secara year-to-date (YtD) sudah terapresiasi 20,93%. 

Selain dua emiten konsumer Grup Salim, saham PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) juga melejit dengan kenaikan 2,3% ke posisi Rp2.670. Saham produsen Torabika itu meningkat 7,23% YtD. 

Berbanding terbalik, saham PT Cisarua Mountain Dairy Tbk. (CMRY) turun 1,35% ke posisi Rp5.500 per saham dan saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) turun tipis 0,21% ke posisi Rp4.750. Sepanjang tahun berjalan 2024, saham CPIN terkoreksi 5,47% sedangkan saham CMRY meningkat 37,16%. 

Sektor consumer goods merupakan salah satu yang akan terdampak oleh rencana penaikkan tarif PPN oleh pemerintah pada 2025. Untuk diketahui, APBN 2025 yang disahkan dalam Rapat Paripurna pada 19 September 2024 lalu, menggunakan asumsi PPN 11%. Padahal dalam amanat Undang-Undang (UU) Nomor 7/2024 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP), PPN harus naik menjadi 12% per Januari 2025.

Kepala Pusat Kebijakan APBN Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Wahyu Utomo mengungkapkan meski demikian, pemerintah juga perlu mempertimbangkan berbagai kondisi, seperti daya beli masyarakat hingga kondisi ekonomi sebelum menerapkan suatu kebijakan. Sekalipun hal tersebut telah menjadi mandat.

"Penyesuaian tarif PPN ke 12% itu sudah masuk UU HPP. Namun dalam implementasi tetap mempertimbangkan suasana masyarakat, termasuk daya beli, kondisi ekonomi, dan mungkin momentum yang tepat," ungkapnya dalam Media Gathering APBN 2025, Rabu (25/9/2024).

Kinerja 10 Saham Indeks IDX Sector Consumer Non Cyclicals dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar

1. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP)
Harga Saham Rp11.900
Kinerja Saham 1 Hari 0,63%
Kinerja Saham YtD 12,53%

2. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT)
Harga Saham Rp2.960
Kinerja Saham 1 Hari 1,37%
Kinerja Saham YtD 1,02%

3. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN)
Harga Saham Rp4.750
Kinerja Saham 1 Hari -0,21%
Kinerja Saham YtD -5,47%


4. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP)
Harga Saham Rp670
Kinerja Saham 1 Hari 0,75%
Kinerja Saham YtD -25,14%

5. PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR)
Harga Saham Rp1.805
Kinerja Saham 1 Hari -0,82%
Kinerja Saham YtD -48,87%

6. PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF)
Harga Saham Rp7.800
Kinerja Saham 1 Hari 0,97%
Kinerja Saham YtD 20,93%

7. PT Mayora Indah Tbk. (MYOR)
Harga Saham Rp2.670
Kinerja Saham 1 Hari 2,3%
Kinerja Saham YtD 7,23%

8. PT Cisarua Mountain Dairy Tbk. (CMRY)
Harga Saham Rp5.500
Kinerja Saham 1 Hari -1,35%
Kinerja Saham YtD 37,16%

9. PT Gudang Garam Tbk. (GGRM)
Harga Saham Rp13.200
Kinerja Saham 1 Hari 0%
Kinerja Saham YtD -35,06%

10. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA)
Harga Saham Rp1.715
Kinerja Saham 1 Hari 0,29%
Kinerja Saham YtD 45,34%

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper