Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Intip Penjualan Nikel Daaz Bara (DAAZ) Saat Saham Masih Disuspensi

Penjualan nikel Daaz Bara DAAZ memang belum bersaing dengan Vale Indonesia INCO maupun Aneka Tambang ANTM. Namun lebih unggul dari NICL, DKFT, IFSH dan TINS
Seremoni Pencatatan Perdana Saham PT Daaz Bara Lestari Tbk. (DAAZ) sebagai Perusahaan Tercatat ke-37 di BEI pada tahun 2024./BEI
Seremoni Pencatatan Perdana Saham PT Daaz Bara Lestari Tbk. (DAAZ) sebagai Perusahaan Tercatat ke-37 di BEI pada tahun 2024./BEI

Bisnis.com, JAKARTA — Perdagangan saham emiten anyar PT Daaz Bara Lestari Tbk. (DAAZ) masih disuspensi oleh Bursa Efek Indonesia. Emiten berkode saham DAAZ ini mencuri perhatian pelaku pasar usai harga sahamnya meroket hingga lebih dari 300% dalam sekejap.

PT Daaz Bara Lestari Tbk. (DAAZ) merupakan perusahaan pertambangan yang berdiri pada 2009. Saat berdiri perusahaan berfokus pada perdagangan komoditas batu bara. Namun, seiring berjalannya waktu DAAZ melakukan diversifikasi bisnis.

Kini DAAZ bergerak di bidang perdagangan komoditas batu bara, nikel, dan bahan bakar diesel. Selain itu, perseroan memiliki lini usaha di jasa angkutan laut dan jasa pertambangan.

Berdasarkan prospektus, khusus untuk penjualan nikel DAAZ membukukan penjualan sebesar Rp2,80 triliun hingga kuartal IV/2023, meningkat 1,44% dari Rp2,76 triliun pada periode yang sama 2022. Penjualan nikel DAAZ juga mencapai Rp732,9 miliar periode 4 bulan hingga 30 April 2024.

Lantas, apakah penjualan nikel DAAZ itu bersaing dengan penjualan nikel emiten lain?

Mengutip laporan keuangan, emiten sektor nikel lain seperti PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) mencetak kinerja penjualan nikel sebesar Rp19,6 triliun hingga kuartal IV/2023, meningkat 4,47% dari Rp18,7 triliun pada periode yang sama 2022.

Sementara itu, penjualan biji nikel PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) tercatat sebesar Rp8,3 triliun hingga kuartal IV/2023, naik 60,88% dari Rp5,16 triliun pada periode yang sama 2022.

Setelah melihat data di atas, penjualan nikel DAAZ tampaknya belum bisa menandingi penjualan nikel emiten jumbo seperti INCO dan ANTM hingga akhir 2023. 

Meski begitu, penjualan nikel DAAZ bersaing dengan emiten seperti PT PAM Mineral Tbk. (NICL) yang menjual ore nikel sebesar Rp1,136 triliun hingga kuartal IV/2023. Jumlah ini naik 0,35% dari Rp1,132 triliun pada periode yang sama 2022.

Selanjutnya, PT Central Omega Resources Tbk. (DKFT) yang tercatat sudah menjual nikel sebesar Rp811,6 miliar hingga kuartal IV/2023, naik 4,3% dari Rp777,4 miliar pada periode yang sama 2022.

Lalu, PT Ifishdeco Tbk. (IFSH) dengan penjualan nikel dari pertambangan sebesar Rp1,34 triliun hingga kuartal IV/2023, naik 43% dari Rp939 miliar pada periode yang sama 2022.

Selain itu, ada juga PT Timah Tbk. (TINS) yang menjual nikel sebesar Rp153,6 miliar hingga kuartal IV/2023, turun 28,2% dari Rp214,1 miliar pada periode yang sama 2022.

Apabila dibandingkan dengan DAAZ yang mencetak penjualan nikel Rp2,80 triliun hingga kuartal IV/2023, maka hal ini menunjukkan bahwa penjualan nikel DAAZ lebih unggul dibandingkan NICL, DKFT, IFSH dan TINS.

Berdasarkan data London Metal Exchange (LME), harga nikel ditutup melemah 0,59% atau 95 poin ke level US$16.000 per ton pada Kamis (21/11/2024). 

Adapun harga nikel berjangka kontrak Januari 2025 ditutup melemah 1,24% atau 195,51 poin ke level US$15.621,57.

Sementara itu, hingga kini perdagangan saham DAAZ masih disuspensi oleh bursa. Saham DAAZ meroket ke level harga Rp4.150 pada penutupan perdagangan Rabu (20/11/2024). Posisi itu menunjukkan lonjakan 371% dari harga IPO sebesar Rp880.

Perseroan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 11 November 2024 lewat penawaran umum perdana saham (IPO).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper