Bisnis.com, JAKARTA - PT Kliring Berjangka Indonesia (persero) atau KBI optimistis industri perdagangan berjangka komoditas dalam negeri semakin bertumbuh seiring dengan mulai berjalannya kenormalan baru di tengah pandemi Covid-19.
Direktur Utama Kliring Berjangka Indonesia Fajar Wibhiyadi mengatakan bahwa selama masa pandemi Covid-19, industri perdagangan berjangka komoditas (PBK) berhasil mempertahankan kinerja yang cukup baik di saat semua industri cenderung melemah.
Hingga Mei 2020, total transaksi Kontrak Berjangka Derivatif di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) yang dikliringkan di KBI dalam periode tersebut menunjukkan pertumbuhan 31,8 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2019.
Untuk transaksi valuta asing, dalam periode Januari hingga Mei terjadi pertumbuhan 18,1 persen dari 371.422,9 lot pada tahun lalu menjadi 438.594,2 lot pada tahun ini.
Untuk Index, juga terjadi kenaikan volume transaksi dari 295.009,6 lot pada lima bulan pertama 2019 menjadi 360.359,6 lot pada 2020 atau tumbuh 22,6 persen.
Sementara itu, untuk Sistem Perdagangan Alternatif (SPA), selama periode Januari hingga Mei 2020 mengalami pertumbuhan volume transaksi sebesar 36,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2019, dimana terjadi kenaikan volume transaksi dari 1.827.737,2 lot menjadi 3.287.455,1 lot.
“Dengan adanya ketidakpastian disaat pandemi, justru menarik bagi para pelaku untuk melakukan transaksi. Selain itu, pertumbuhan ini membuktikan bahwa perdagangan berjangka komoditi cukup tahan banting,” ujar Fajar saat acara ngobrol dengan media, Senin (8/6/2020).
Dia menilai volatilitas harga akibat pandemi Covid-19 telah mendorong para investor untuk bertransaksi di industri PBK. Dengan demikian, ketika kenormalan baru diterapkan transaksi, khususnya di kontrak derivatif, diyakini dapat tumbuh lebih pesat.
Dengan aktivitas masyarakat yang mulai bergerak, hal ini akan mampu menjadi stimulus untuk pertumbuhan transaksi, karena perusahaan pialang kembali dapat melakukan pertemuan dengan para nasabahnya.