Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan batu bara PT Harum Energy Tbk. mendiversifikasikan portofolio bisnisnya ke komoditas tambang nikel.
Dalam keterbukaan informasi perseroan di laman resmi Bursa Efek Indonesia, emiten berkode saham HRUM itu membeli sebanyak 68,53 juta saham Nickel Mines Limited dengan harga jual beli sebesar 34,26 juta dolar Australia atau setara Rp337,66 miliar (asumsi kurs 1 dolar Australia setara Rp9.854,42)
Adapun, Nickel Mines Limited merupakan perusahaan terdaftar di Bursa Efek Australia yang bergerak di bidang pertambangan dan pengolahan nikel.
“[Transaksi itu] setara dengan 3,22 persen dari seluruh modal yang ditempatkan dalam Nickel Mines Limited,” tulis Direktur Utama Harum Energy Ray A. Gunara seperti dikutip dari keterbukaan informasi, Selasa (2/6/2020).
Di sisi lain, pada penutupan perdagangan Selasa (2/6/2020) saham HRUM parkir di level Rp1.240, menguat 2,06 persen atau 25 poin. Sepanjang tahun berjalan 2020, HRUM terkoreksi 6,06 persen.
Sementara itu, pada tahun ini HRUM telah membuka opsi untuk mengubah target dan panduan perseroan seiring dengan kondisi pasar yang melemah diterpa sentimen penyebaran virus corona atau COVID-19.
Baca Juga
Direktur Utama Harum Energy Ray Gunara mengatakan bahwa alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) dan produksi batu bara yang telah ditargetkan tahun ini akan dikaji kembali pada akhir semester pertama, walaupun hingga saat ini sentimen penyebaran virus corona belum berdampak pada operasional perseroan.
“Anggaran capex dan rencana produksi kami akan dikaji kembali pada akhir semester pertama, untuk menyesuaikan dengan kondisi pasar pada saat itu,” ujar Ray kepada Bisnis.
HRUM telah mengalokasikan capex sekitar US$8 juta yang berasal dari kas internal dan relatif tidak jauh berbeda dengan realisasi perseroan pada tahun lalu. Belanja modal tersebut akan dialokasikan untuk penambahan properti pertambangan, biaya pemeliharaan kapal tunda dan tongkang, pembelian alat berat, bangunan dan prasarana.
Selain itu, Ray mengaku secara aktif terus menjajaki peluang-peluang untuk mendiversifikasi bisnis di bidang energi dengan memanfaatkan posisi keuangan yang kuat, walaupun pada tahun ini masih akan fokus pada penambangan batu bara sebagai bisnis inti perseroan.
Sementara itu, HRUM menargetkan produksi batu bara naik sekitar 5-10 persen daripada realisasi produksi pada tahun lalu, atau sekitar 4 juta ton pada tahun ini.
Ray mengatakan bahwa perseroan akan selalu mempertimbangkan dinamika pasar batu bara dan berupaya mengoptimalkan tingkat produksi batu bara dengan memperhatikan keseimbangan marjin operasi dan keberlanjutan produksi batubara di masa mendatang.