Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gara-Gara Covid-19, Rencana Inalum Akuisisi Vale Indonesia (INCO) Tertunda

Penundaan dilakukan maksimal hingga akhir Juni 2020. Pandemi Covid-19 membuat membuat pasar nikel dunia lesu sehingga berdampak terhadap performa harga saham Vale Indonesia yang menjadi acuan dalam penentuan nilai transaksi.
Articulated dump truck mengangkut material pada pengerukan lapisan atas di pertambangan nikel PT. Vale Indonesia di Soroako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Kamis (28/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki
Articulated dump truck mengangkut material pada pengerukan lapisan atas di pertambangan nikel PT. Vale Indonesia di Soroako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Kamis (28/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki

Bisnis.com, JAKARTA – PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum menunda rencana akuisisi saham PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) seiring dampak penyebaran virus corona (Covid-19) yang yang mempengaruhi kinerja perusahaan.

Pekan lalu, Vale Indonesia, bersama Vale Limited, Sumitomo Metal Mining Co., Ltd, dan Inalum menyepakati perpanjangan tenggat waktu penandatanganan kesepakatan definitif untuk transaksi tersebut hingga akhir Juni 2020. Dengan demikian, rencana ini mundur dari target sebelumnya pada akhir Mei 2020.

“Semua pihak tetap berkomitmen untuk menyepakati perjanjian definitif tersebut, situasi pandemi menjadi tantangan utama yang menyebabkan pemunduran ini,” tulis manajemen Vale Indonesia melalui keterangan resmi, Jumat (29/5/2020).

Dihubungi terpisah, CFO Vale Indonesia Bernardus Irmanto menyatakan bahwa penundaan tersebut disebabkan oleh pandemi Covid-19. Wabah tersebut telah membuat pasar nikel dunia lesu, dan berdampak terhadap performa harga saham Vale Indonesia.

“Walaupun ada faktor-faktor lain, dengan adanya wabah Covid-19, semua industri terdampak, tidak terkecuali industri tambang. Lesunya pasar nikel dunia karena pandemi mempengaruhi pergerakan harga saham Vale Indonesia yang menjadi salah satu acuan transaksi,” jelasnya kepada Bisnis, Senin (1/6/2020).

Semua pihak, lanjutnya, tengah berupaya untuk memastikan transaksi dapat dilakukan secara adil berdasarkan seluruh aspek bisnis. Sayangnya, dampak-dampak pandemi Covid-19 membuat membuat proses uji tuntas atau due diligence memakan waktu lebih panjang.

Meski ada tambahan waktu yang diperlukan, dia menyatakan bahwa semua pihak tetap optimistis dapat menyelesaikan transaksi ini. Dia menyatakan, paling lambat proses transaksi ini sudah dapat diselesaikan pada akhir Juni.

“Melihat progress sampai saat ini, semua pihak yakin bisa diselesaikan akhir Juni, selain juga ada tenggat waktu sesuai dengan aturan perundangan yang harus dipenuhi,” ujarnya.

Sementara itu, SVP Corporate Secretary Inalum Rendi Witular menyatakan menegaskan bahwa perpanjangan tenggat waktu hanya berlaku hingga akhir bulan ini. Dia optismistis kesepakatan akan tercapai tepat waktu.

“Kami optimis sebelum itu proses penandatanganan perjanjian definitif akan selesai. Saat ini kami dan Vale sedang dalam proses menyelesaikan dokumen legal dan persyaratan lainnya,” ujarnya.

Dia juga mengatakan bahwa kesepakatan terkait harga sudah disepakati oleh Inalum dan Vale. Hanya saja, menurutnya pihaknya belum dapat menyampaikan informasi tersebut sebelum kesepakatan resmi dicapai oleh semua pihak.

“Harga sudah, tapi kami tidak bisa sampaikan. Nanti saja, di akhir Juni. Pasti diumumkan,” katanya.

Pada pertengahan bulan lalu, Inalum telah mendapatkan dana segar sebesar US$2,5 miliar dari penerbitan obligasi global. Dana ini akan digunakan untuk refinancing utang dan akuisisi saham Vale.

Sebelumnya, Direktur Utama Inalum Orias Petrus Moedak juga sempat menyatakan bahwa rencana akuisisi tinggal beberapa langkah lagi menuju proses final. Perseroan masih membicarakan harga dan memastikan transaksi tidak melanggar aturan.

“Uang sudah ada harga tinggal disepakati. Tapi, kita butuh sebenarnya approval dan pelaporan review pihak kami. Nah, itu perlu pihak lain untuk me-review bahwa hitungan kami tidak melanggar aturan,” ujarnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper