Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pemilik waralaba KFC Indonesia, PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST) membukukan laba sebesar Rp241,54 miliar pada 2019, ditopang oleh peningkatan pendapatan.
Berdasarkan publikasi laporan keuangan 2019, emiten perolehan laba tersebut mengalami peningkatan sebesar 13,39 persen terhadap laba pada 2018 yang mencapai Rp212,01 miliar.
Peningkatan laba ini dikontribusi oleh pertumbuhan pendapatan sebesar 11,45 persen menjadi Rp6,7 triliun. Peningkatannya lebih tinggi dari beban pokok yang hanya 10,3 persen menjadi Rp2,51 triliun.
Dengan demikian, perusahaan dengan dengan tagline “Jagonya Ayam!” tersebut mampu mencatatkan pertumbuhan laba kotor sebesar 12,15 persen menjadi Rp4,19 triliun.
Berkat kinerja itu perseroan mampu mengimbangi kenaikan sejumlah beban lainnya, seperti beban penjualan dan beban umum dan administrasi yang meningkat masing-masing 11,41 persen dan 16,53 persen.
Di sisi lain, perseroan juga mendapatkan tambahan pendapatan operasional lain sebesar 26,25 persen menjadi Rp54,79 miliar. Berbagai faktor ini menjadi pendorong laba perseroan dapat bertambah Rp29,53 miliar atau 13,93 persen secara tahunan.
Baca Juga
Meski moncer pada tahun lalu, kinerja perseroan pada tahun ini menghadapi tantangan serius dengan adanya pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal ini membuat lebih dari 100 gerai KFC harus tutup operasi untuk sementara.
Setidaknya, terdapat 115 gerai KFC yang harus ditutup akibat penutupan mal di berbagai kota di Indonesia. Dengan perkiraan penghentian operasional hingga 3 bulan, pendapatan perseroan berpotensi turun 25 persen—50 persen.
Perseroan juga memperkirakan masing-masing total pendapatan dan laba bersih untuk periode yang berakhir pada 31 Maret 2020 atau 30 April 2020 akan menurun 25 persen hingga 50 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.