Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat berhasil menguat pada awal perdagangan hari ini, Kamis (28/5/2020), di tengah serangkaian data ekonomi yang menunjukkan meredanya dampak dari pandemi virus corona (Covid-19).
Berdasarkan data Bloomberg, indeks S&P 500 menguat 0,23 persen atau 7,01 poin ke level 3.043,14 pada pukul 09.06 pagi waktu New York.
Adapun indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,19 persen atau 47,33 poin ke posisi 25.595,60 dan indeks Nasdaq Composite menanjak 0,24 persen atau 22,85 poin ke level 9.435,20.
Indeks S&P 500 menguat setelah data menunjukkan 2,1 juta warga Amerika mengajukan klaim pengangguran pada pekan yang berakhir 23 Mei, sementara klaim berkelanjutan untuk pertama kalinya menurun selama periode pandemi Covid-19.
Fakta ini menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja mulai pulih seiring dengan kembali dibukanya banyak bisnis dan banyak orang yang kembali bekerja.
Sementara itu, data pesanan barang tahan lama dan konsumsi pribadi menunjukkan hasil yang lebih baik dari perkiraan, sehingga menambah tanda-tanda bahwa dampak terburuk terhadap ekonomi telah berlalu.
Baca Juga
“Pasar saham percaya pemulihan kira-kira akan terjadi secepat mungkin,” ujar Jared Kizer, CIO Buckingham Wealth Partners, seperti dilansir melalui Bloomberg.
Meski demikian, saham Twitter dan Facebook melemah setelah Presiden Donald Trump dikabarkan bersiap untuk memerintahkan perlindungan liabilitas yang lebih sempit untuk platform-platform media sosial.
Seiring dengan penguatan bursa AS, indeks Stoxx Europe 600 naik untuk sesi perdagangan hari keempat beruntun, sehari setelah Uni Eropa mendorong pengeluaran menjadi total 2,4 triliun euro (US$2,6 triliun) untuk melawan dampak pandemi virus corona.
Saham-saham global pada umumnya diperdagangkan di kisaran level terkuatnya sejak awal Maret di tengah harapan bahwa ekonomi tengah dalam keadaan membaik seiring dengan melonggarnya lockdown di banyak negara.
Sementara itu, sebagian besar indeks saham di Asia mampu menguat meskipun indeks Hang Seng Hong Kong turun setelah AS menyatakan tidak dapat lagi memastikan otonomi politik Hong Kong dari China.
Keputusan itu dapat membuka peluang dijatuhkannya sanksi dan konsekuensi lain terhadap China maupun Hong Kong, mulai dari pembatasan visa, pembekuan aset para pejabat tinggi China, hingga penerapan tarif atas barang-barang yang datang dari Hong Kong.