Bisnis.com, JAKARTA - Bursa India mengalami penurunan seiring dengan langkah Bank Sentral India (RBI) yang memangkas suku bunga acuan di luar jadwal resmi.
Dikutip dari Bloomberg, pada perdagangan Jumat (22/5/2020) pukul 13.50 WIB, S&P BSE Sensex turun 1,15 persen menjadi 30.578,2,04. Sementara NSE Nifty 50 Index juga merosot 1,15 persen menjadi 104,85.
Bank Sentral India (RBI) memangkas suku bunga acuan dalam pertemuan tak dijadwalkan pada Jumat (22/5/2020). Hal ini dilakukan untuk mempercepat pemulihan perekonomian yang berkontraksi ke level terendah 4 dekade terakhir.
"Kekhawatiran RBI tentang pertumbuhan ekonomi menyeret ekuitas turun, " kata Sameer Kalra, ahli strategi investasi di Target Investing yang berbasis di Mumbai. "Pemangkasan suku bunga juga belum menjamin akan adanya ekspansi ekononomi."
Gubernur Bank Sentral India Shaktikanta Das dalam pidatonya menyampaikan repurchase rate diturunkan sebesar 40 basis poin menjadi 4 persen. Adapun, reverse repurchase rate berkurang menjadi 3,35 persen dari sebelumnya 3,75 persen. Komite kebijakan moneter memutuskan hal tersebut di luar pertemuan resmi terjadwal pada awal Juni 2020.
Ekonomi India diperkirakan akan berkontraksi hingga tahun fiskal 2021, akibat dampak penyebaran virus corona. Langkah-langkah yang diambil untuk mengatasi pandemi itu sangat memengaruhi aktivitas domestik.
Baca Juga
"Monetary Policy Committee (MPC) memberikan suara bulat untuk pengurangan suku bunga repi untuk mengakomodasi kebijakan moneter selama diperlukan untuk menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi dan mengurangi dampak Covid-19, sambil memastikan inflasi tetap sesuai target," paparnya.
RBI terakhir kali memangkas suku bunga acuan pada 27 Maret 2020, setelah melalui pertemuan kebijakan darurat. Das mengatakan pada saat itu bahwa RBI akan terus waspada dan tidak akan ragu menggunakan instrumen apapun untuk mengurangi dampak ekonomi akibat corona dan menjaga stabilitas keuangan.
Pada kuartal II/2020, Goldman Sachs Group Inc. memprediksi PDB India dapat berkontraksi hingga 45 persen dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan lumpuhnya tulang punggung PDB, yakni konsumsi masyarakat.
Industri jasa india ambruk bulan lalu, sementara penjualan mobil juga amblas. Sejumlah besar populasi menjadi miskin, dengan sekitar 122 juta orang kehilangan pekerjaan pada April 2020, terutama pekerja upah harian.