Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi Manajer Investasi Bergerak di Tengah Pandemi

Direktur Utama Mandiri Manajemen Investasi (MMI) Alvin Pattisahusiwa menyebut pihaknya memiliki strategi defensif-agresif dalam mempertahankan kinerja perseroan tahun ini. Menurutnya, kedua strategi tersebut akan digunakan sesuai momentum.
Direktur PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi) Ferry I. Zen (dari kiri), berbincang dengan Direktur Utama Alvin Pattisahusiwa, dan Direktur S Endang Astharanti di sela-sela Market Outlook 2018, di Jakarta, Kamis (25/1)./JIBI-Nurul Hidayat
Direktur PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi) Ferry I. Zen (dari kiri), berbincang dengan Direktur Utama Alvin Pattisahusiwa, dan Direktur S Endang Astharanti di sela-sela Market Outlook 2018, di Jakarta, Kamis (25/1)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah manajer investasi besar menerapkan strategi defensif untuk menjaga kinerja di tengah gejolak pasar saat ini.

Direktur Utama Mandiri Manajemen Investasi (MMI) Alvin Pattisahusiwa menyebut pihaknya memiliki strategi defensif-agresif dalam mempertahankan kinerja perseroan tahun ini. Menurutnya, kedua strategi tersebut akan digunakan sesuai momentum.

“Pada saat sekarang strategy akan lebih condong ke defensif. Sementara kami juga tetap mempersiapkan aggresive strategy pada waktu situasi Covid-19 ini mulai mereda,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (18/5/2020).

Adapun dari sisi dana kelolaan, Alvin mengatakan bahwa sejauh ini MMI masih mengandalkan aset kelolaan yang berbasis suku bunga yaitu reksa dana pasar uang dan reksa dana terproteksi. Pasalnya, kedua jenis reksa dana tersebut cenderung tak terpengaruh pada perubahan nilai pasar.

"[Sebagai gambaran] pertumbuhan paling besar di bulan April kemaren adalah di reksa dana pasar uang,” imbuhnya.

Pada kesempatan terpisah, Direktur Utama Danareksa Investment Management (DIM) Marsangap P Tamba juga menyatakan pihaknya mengambil strategi defensif dengan profil risiko yang lebih konservatif dalam mengatur alokasi dana kelolaan yang dipercayakan ke DIM.

Dia menuturkan akhir April 2020 ini perseroan menempatkan 62 persen dari dananya dalam instrumen berbasis suku bunga, sedangkan 30 persen lainnya dialokasikan ke instrumen investasi alternatif, dan hanya 8 persen yang diinvestasikan ke instrumen berbasis saham.

“Dengan masih sulitnya menebak-nebak kemana arah ekonomi di saat ini, saya pikir strategi defensif masih sangat diperlukan,” ujarnya.

Untuk instrumen berbasis suku bunga, jelas Marsangap, sebagian besar dana DIM dialokasikan ke obligasi pemerintah, kemudian obligasi korporasi dengan rating minimal AA, MTN dengan rating BBB, dan sisanya mengalir ke saham privat, saham publik, serta deposito.

Sementara untuk yang berbasis saham, meski alokasinya tak besar, Marsangap mengatakan mereka juga bermain konservatif dengan berinvestasi hanya di saham-saham berkapitalisasi besar yang menjadi penghuni indeks LQ45 dengan mengecualikan saham perbankan.

Marsangap cukup optimistis strategi ini dapat mempertahankan kinerja perseroan. Apalagi sejak lama DIM memang termasuk manajer investasi yang konservatif dalam mengelola dana nasabah.

“Sikap konservatif terutama dalam risk management ini membuat kita bertahan di TOP 10 MI, bertahan dari tahun sebelumnya,” tukas dia.

Sementara itu, Chief Investment Strategist & Direktur PT Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat mnenuturkan sebagai manajer investasi pihaknya memiliki preferensi pengelolaan aset untuk periode 6 bulan selama masa pandemi Covid-19 ini.

Alokasi aset tersebut dari yang paling besar hingga kecil, berturut-turut adalah aset berbasis obligasi, aset berbasis saham, dan aset berbasis pasar uang.

Alasannya, Budi melihat yield SBN bertenor 10 tahun yang saat ini berada di kisaran 8 persen menawarkan risiko dan hasil yang paling menarik. Apalagi volatilitas obligasi sebagai instrumen investasi relatif aman dan stabil.

“Saham juga masih menarik dengan valuasi PE 10,5x dengan PBV di level rendah yakni 1.12x. Tapi tetap memerhatikan volatilitas yang masih tinggi. Sementara untuk pasar uang sebagai capital preservation,” ujarnya.

Dari preferensi tersebut, Budi menyebut alokasi aset ideal untuk diterapkan dalam menghadapi pandemi COivd-19 adalah obligasi 50 persen (rentang 40-60 persen), saham 25 persen (rentang 20-30 persen), dan pasar uang 25 persen (rentang 20-30 persen).

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper