Bisnis.com, JAKARTA — Dana kelolaan sejumlah manajer investasi terbesar di Indonesia ikut terkerek seiring tren pasar yang positif sepanjang April 2020 lalu.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan per akhir April 2020, PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen masih menduduki posisi pertama sebagai manajer investasi dengan dana kelolaan atau asset under management (AUM) terbesar.
Per akhir April 2020, Batavia Prosperindo tercatat membukukan AUM sebesar Rp42,062 triliun, naik tipis dibandingkan AUM bulan sebelumnya yang sebesar Rp41,605 triliun. Adapun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, AUM perseroan juga tak begitu jauh yakni Rp41,769 miliar.
Di posisi kedua, PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) menempel ketat Batavia Prosperindo dengan perbedaan AUM hanya sekitar Rp10 miliar saja yakni Rp42,052 triliun. Pencapaian MMI di April juga lebih baik dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai Rp40,159 triliun.
Kemudian pada posisi ketiga ada PT Bahana TCW Investment Management yang membukukan AUM sebesar Rp38,249 triliun. Angka tersebut tak jauh berbeda dengan bulan sebelumnya yang sebesar Rp38,271 triliun.
Sayangnya, jika dibandingkan secara year on year, dana kelolaan MMI dan Bahana TCW pada April tahun ini tercatat lebih rendah daripada bulan yang sama tahun lalu yakni masing-masing membukukan AUM Rp42,108 triliun dan RP40,207 triliun.
Baca Juga
Sementara jika dilihat kinerja sepanjang tahun berjalan, dana kelolaan ketiga MI teratas ini kompak masih lebih rendah dibandingkan akhir 2019 lalu yang mencapai Rp47,147 triliun (Batavia Prosperindo), Rp44,982 (MMI) dan Rp40,965 (Bahana TCW).
Mengekor ketiganya, ada PT Schroder Investment Management Indonesia dan PT Manulife Asset Management. Keduanya juga sama-sama mencatatkan kenaikan AUM pada April lalu yakni menjadi Rp32,235 triliun dan Rp30,780 triliun dari besaran AUM bulan sebelumnya yang sebesar Rp31,363 triliun dan Rp28,904 triliun.
Kemudian ada manajer investasi pelat merah PT Danareksa Investment Management (DIM) yang memiliki AUM Rp24,773 triliun, naik dari bulan sebelumnya yang sebesar Rp22,585 triliun. Secara yoy, kenaikan DIM paling signifikan yakni 33,73 persen dari yang semula Rp18,524 triliun.
Selanjutnya ada PT Sinarmas Asset Management (Sinarmas AM), PT Syailendra Capital (Syailendra), dan PT BNI Asset Management (BNI AM) yang dana kelolaannya kompak turun tipis dibandingkan bulan sebelumnya.
Dana kelolaan Sinarmas AM turun dari Rp21,585 triliun menjadi Rp21,416 triliun, sedangkan AUM Syailendra menyusut dari Rp20,536 triliun menjadi Rp20,230 triliun. Sementara dana kelolaan BNI AM menjadi Rp20,091 triliun dari yang sebelumnya Rp20,218 triliun.
Sebaliknya, MI yang berada di posisi kesepuluh yakni PT Eastpring Investment Indonesia tercatat membukukan kenaikan AUM dari yang semula Rp18,417 triliun per akhri Maret 2020 menjadi Rp18,892 triliun di akhir April 2020.
10 Manajer Investasi dengan Dana Kelolaan Tertinggi per April 2020 | |||
Manajer Investasi | AUM April 2020 | AUM Maret 2020 | AUM April 2019 |
Batavia Prosperindo Aset Manajemen | Rp42,062 | Rp41,605 | Rp41,769 |
Mandiri Manajemen Investasi | Rp42,052 | Rp40,159 | Rp42,108 |
Bahana TCW Investment Management | Rp38,249 | Rp38,271 | Rp40,207 |
Schroder Investment Management Indonesia | Rp32,235 | Rp31,363 | Rp42,767 |
Manulife Aset Manajemen Indonesia | Rp30,780 | Rp28,904 | Rp29,756 |
Danareksa Investment Management | Rp24,773 | Rp22,585 | Rp18,524 |
Sinarmas Asset Management | Rp21,416 | Rp21,585 | Rp23,052 |
Syailendra Capital | Rp20,230 | Rp20,536 | Rp18,484 |
BNI Asset Management | Rp20,091 | Rp20,218 | Rp17,140 |
Sumber: OJK
Head of Market Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan kenaikan AUM reksa dana utamanya dipengaruhi oleh positifnya pergerakan pasar di pertengahan hingga akhir April sehingga mendongkrak valuasi aset reksa dana.
Selain itu, pada bulan yang sama juga aksi penarikan dana oleh investor turun drastis dibandingkan dengan bulan sebelumnya sehingga dana kelolaan lebih terjaga.
Dia memprediksi AUM reksa dana dapat kembali naik di bulan Mei ini jika kondisi pasar stabil dan kembali menunjukkan sinyal positif seperti bulan lalu.
“Selama pasar baik saya rasa masih akan naik lagi AUM-nya ya,” ujar Wawan.