Bisnis.com, JAKARTA — PT Danareksa Investment Management masih membukukan kenaikan dana kelolaan di tengah kondisi industri yang stagnan.
Direktur Utama Danareksa Investment Management (DIM) Marsangap P Tamba mengatakan sepanjang tahun berjalan hingga akhir 2020, DIM telah membukukan total dana kelolaan sebesar Rp35 triliun, naik dari posisi akhir 2019 yang sebesar Rp24 triliun.
Dari jumlah tersebut, asset under management (AUM) produk reksa dana DIM mencapai Rp25 triliun dalam periode yang sama, atau naik dari AUM per akhir tahun lalu yang sebesar Rp23 triliun.
“Jadi di tengah kondisi market yang seperti sekarang ini, ada sedikit kabar gembira yaitu produk reksa dana DIM tumbuh sekitar 9 persen secara year to date,” ujar Marsangap saat menggelar sesi paparan via video streaming, Jumat (17/5/2020)
Di sisi lain, pangsa pasar DIM secara industri juga tercatat tumbuh dari yang semula 4,2 persen di akhir 2019 menjadi 4,8 persen di akhir kuartal I/2020. Sementara untuk segmen khusus produk reksa dana, pangsa pasar DIM naik dari 4,2 persen menjadi 5,2 persen.
Marsangap mengatakan peningkatan dana kelolaan tersebut utamanya ditopang oleh produk-produk berbasis suku bunga, yang naik 17 persen secara year to date. Di saat yang bersamaan AUM produk berbasis saham tercatat turun 28 persen, sehingga secara total dana kelolaan DIM masih tercatat naik 9 persen.
Baca Juga
Sebagai perbandingan, dalam periode yang sama, secara industri AUM produk berbasis suku bunga menyusut 5 persen dan AUM produk berbasis saham turun 26 persen. Adapun secara total AUM industri turun 12 persen.
Produk berbasis suku bunga sendiri mendominasi kelolaan DIM yakni sebesar 62 persen, sedangkan sisanya merupakan produk investasi alternatif (30 persen) dan produk berbasis saham (8 persen).
Lebih lanjut, Marsangap mengaku masih optimistis dapat mempertahankan dana kelolaannya hingga akhir tahun kendati tetap mengantisipasi adanya penurunan sebagai buntut dari tertekannya pasar.
“Untuk base case masih mengasumsikan dana kelolaan stabil di Rp34-Rp35 triliun seperti di awal tahun, tapi kita mengantisipasi dana kelolaan kita bisa turun setidaknya 10 persen dalam situasi ini,” tuturnya.
Sementara untuk aksi penarikan dana atau redemption, Marsangap mengatakan mayoritas produk DIM merupakan produk close end atau yang memiliki waktu jatuh tempo sehingga diperkirakan tidak akan terjadi redemption besar-besaran tahun ini.
Namun, dia tetap mengantisipasi adanya nasabah yang melakukan early redemption karena pada beberapa produk DIM tersedia opsi tersebut.
“Jadi antara kombinasi market dan produk yang early redemption itu bisa membawa dampak [penurunan] 10 persen ke dana kelolaan kita,” tutupnya.