Bisnis.com, JAKARTA—PT Danareksa Investment Management berencana meluncurkan sejumlah produk investasi alternatif pada 2020. Di dalam pipeline, perusahaan akan menerbitkan 4 Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) dan 1 Dana Investasi Infrastruktur (Dinfra).
Direktur Utama Danareksa Investment Management Marsangap P. Tamba mengungkapkan penerbitan produk alternatif masih menjadi salah satu fokus perseroan pada 2020. Rencananya ada 4 RDPT dan 1 Dinfra yang akan diluncurkan.
“Danareksa saat ini yang terbesar [pengelola dana dari produk alternatif]. Tahun ini, minimal 4 RDPT disiapkan, dan ada 1 Dinfra,” tutur Marsangap kepada Bisnis.com, Selasa (21/1/2020).
Danareksa IM menargetkan Dinfra dapat dipasarkan pada semester I/2020. Pembuatan produk investasi alternatif tersebut sudah dipersiapkan sejak tahun lalu.
Marsangap menegaskan Danareksa IM cukup agresif menerbitkan produk alternatif karena mayoritas nasabah perseroan merupakan kalangan institusi.
Pasalnya, kebutuhan nasabah untuk produk tersebut cenderung meningkat. Pemerintah pun masih menjadikan pembangunan infrastruktur sebagai program prioritas. Oleh karena itu, perusahaan ingin terlibat dalam pengembangannya, khususnya dari sisi pembiayaan.
Baca Juga
“Jadi, memang ada permintaannya [produk alternatif] sesuai segmen nasabahnya, dan memang kita juga ingin mendukung pembiayaan infrastruktur,” kata Marsangap.
Berdasarkan data OJK, perseroan pada 2019 meraup dana kelolaan sebesar Rp22,69 triliun, perolehan terbesar keenam dari seluruh manajer investasi. Pada 2020, Marsangap membidik dana kelolaan tumbuh 10%-14%.
Artinya, Danareksa IM mengincar nilai aktiva bersih (NAB) sekitar Rp24,96 triliun—Rp25,87 triliun. Dia berharap kontribusi NAB dari produk alternatif, reksa dana terproteksi (RDT), dan reksa dana terbuka, terbagi lebih merata.
“Sebelumnya [NAB] lebih besar ke RDT dan RDPT. Sekarang kita ingin lebih berimbang masing-masing sepertiga, termasuk yang reksa dana terbuka,” ujarnya.