Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan logam PT Vale Indonesia Tbk. akan memanfaatkan momentum anjloknya harga minyak mentah dunia untuk menjaga pertumbuhan kinerjanya.
Emiten berkode saham INCO itu berhasil membalikkan posisi rugi bersih pada kuartal I/2019 sebesar US$20,2 juta, menjadi laba bersih sebesar US$29 juta pada kuartal I/2020. Sementara itu, pendapatan perseroan tercatat sebesar US$174,7 juta naik 38,21 persen dari posisi kuartal I/2019 US$126,4 juta.
Direktur Keuangan Vale Indonesia Bernardus Irmanto mengatakan bahwa kinerja keuangan kuartaI I/2019 yang negatif itu sangat dipengaruhi oleh proyek pemeliharan Larona Canal yang membatasi produksi. Namun, saat ini proyek tersebut telah usai sehingga produksi telah berjalan normal sehingga perseroan dapat memperbaiki kinerja keuangannya.
Kendati produksi berhasil mencatatkan pertumbuhan yang baik, harga realisasi nikel menurun dibandingkan dengan tahun lalu akibat sentimen negatif pasar yang didorong pandemi Covid-19.
Untuk menjaga pertumbuhan kinerja itu, perseroan akan tetap menjaga fokus pada kegiatan produksi dengan mengurangi kontak pekerja di lapangan untuk menghindari penyebaran virus. Perseroan juga akan memanfaatkan momentum turunnya harga minyak.
“Karena pergerakan harga komditas minyak berkontribusi positif terhadap kinerja keuangan ke depan. Perseroan juga akan tetap meneruskan program-program efesiensi dan penghematan,” ujar Bernardus saat dihubungi Bisnis, Jumat (15/5/2020).
Baca Juga
Target sekitar US$40-US$50 juta diyakini Bernardus dapat dicapai oleh INCO pada tahun ini. Ditambah lagi dengan inisiatif untuk meningkat reliabilitas aset dan juga waste elimination yang akan menunjang kinerja perusahaan ke depan.
Perseroan pun mengaku hingga saat ini tidak ada permintaan untuk pengurangan penjualan dari offtaker sehingga perseroan belum akan merevisi target dan panduan yang sudah ditetapkan awal tahun ini.