Bisnis.com, JAKARTA – PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau MIND ID mencatat kelebihan permintaan atau oversubscribed sebesar 6,4 kali atas penawaran obligasi senilai US$2,5 miliar.
Direktur Utama MIND ID Orias Petrus Moedak mengatakan perseroan mendapatkan dana sebesar US$2,5 miliar atau Rp37,5 triliun atas aksi penerbitan obligasi. Kelebihan permintaan sebanyak 6,4 kali berarti jumlah permintaan yang masuk pada masa penawaran mencapai US$16 miliar.
MIND ID yang merupakan holding BUMN pertambangan menyebut sebanyak 75 persen dari pemegang obligasi tersebut adalah perusahaan manajemen aset dan pengelola dana.
“Hal ini membuktikan kalau investor masih percaya terhadap kemampuan kami dalam mengelola portofolio pembiayaan dan menjaga likuiditas,” ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (15/4/2020).
Orias menambahkan para pemegang obligasi MIND ID juga percaya terhadap prospek jangka panjang perusahaan. Holding pertambangan dinilai memiliki fundamental kuat dalam menghadapi situasi ekonomi global yang sulit akibat dampak pandemi Covid-19.
MIND ID menerbitkan obligasi dengan tiga seri.
Baca Juga
- Pertama, seri senilai US$1 miliar dengan tingkat kupon sebesar 4,75 persen dan jatuh tempo 2025.
- Kedua, seri senilai US$1 miliar dengan tingkat kupon sebesar 5,45 persen dan jangka waktu hingga 2030.
- Ketiga, seri senilai US$500 juta dengan tingkat kupon sebesar 5,80 persen dan tenor hingga 2050.
Dana hasil penerbitan obligasi digunakan sepenuhnya untuk refinancing utang obligasi global senilai US$2,25 miliar yang jatuh tempo pada 2021 dan 2023.
Kemudian, MIND ID juga bakal membiayai akuisisi 20 persen saham PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) dan pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery di Mempawah berkapasitas 1 juta ton per tahun.
“Perusahaan telah berhasil mengurangi risiko pendanaan kembali dengan memperpanjang rata-rata tenor portofolio pembiayaan dan merendahkan biaya rata-rata pendanaan, sehingga diperkirakan dapat berdampak efisiensi beban bunga,” imbuhnya.
Dalam penerbitan obligasi ini, MIND ID dibantu oleh BNP Paribas yang berbasis di Perancis, Citigroup Global Markets Inc. di Amerika Serikat dan HSBC Limited di Inggris yang bertindak sebagai Joint Global Coordinators, Joint Bookrunners dan Joint Lead Managers.
Selain itu, DBS Bank Ltd. yang berbasis di Singapura, Mandiri Securities Pte. Ltd. (bagian dari Mandiri Sekuritas) di Singapura, Malayan Banking Berhad (Maybank) di Malaysia, Mizuho Securities Asia Limited, MUFG Securities Asia Limited dan SMBC Nikko Capital Markets Limited yang berbasis di Jepang turut bertindak sebagai Joint Bookrunners dan Joint Lead Managers.