Bisnis.com, JAKARTA – Emiten rokok PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP) dinilai akan tetap mampu menjaga kinerja produksi dan distribusi rokok di kuartal II/2020 seiring potensi gangguan akibat penyebaran virus corona (Covid-19) di lingkungan pabrik.
Mirae Asset Sekuritas menyebut tingkat inventory atau persediaan HM Sampoerna terbilang tinggi, yaitu 101 hari pada kuartal I/2020 lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal I/2019 selama 42 hari dan 66 hari di kuartal IV/2019.
“Sementara wabah Covid-19 dapat mengganggu saluran distribusi dan produksi, dalam pandangan kami, level inventaris perusahaan yang tinggi dapat membantu pasokan perusahaan untuk inventaris pada kuartal kedua tahun 2020,” tulis analis Christine Natasya dalam riset Mirae yang dikutip Bisnis, Kamis (14/5/2020).
Untuk diketahui, HM Sampoerna menangguhkan kegiatan di dua fasilitas produksi di Surabaya hingga 1 Juni 2020. Hal itu dilakukan setelah beberapa karyawan pabrik dinyatakan positif terjangkit virus corona.
Emiten rokok PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP) mengumumkan tetap mengoperasikan empat fasilitas produksinya setelah sejumlah karyawan positif terjangkit virus corona (Covid-19).
Manajemen HM Sampoerna menyebut, keputusan tersebut telah dikoordinasikan dengan otoritas lokal yang relevan dengan pertimbangan menyeluruh untuk mendukung pelaksanaan perpanjangan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Baca Juga
Selain itu, produsen rokok dengan jenama Dji Sam Soe tersebut juga telah melakukan karantina produk selama lima hari sebelum distribusi, dua hari lebih lama dari umur virus di permukaan plastik seperti yang disarankan oleh European CDC dan Organisasi Kesehatan Dunia.
Sampai dengan periode pelaporan, HM Sampoerna menyatakan tidak melihat dampak signifikan virus tersebut terhadap keberlangsungan bisnis.
Hingga kuartal I/2020, HM Sampoerna mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 1,1 persen menjadi Rp3,32 triliun. Adapun penjualan bersih perseroan menurun tipis 0,49 persen menjadi Rp23,69 triliun.
Berkaca pada capaian tersebut, Mirae Asset Sekuritas mempertahankan rekomendasi hold atau tahan untuk saham HMSP itu dengan target harga Rp1.700.
Analis Christine Natasya menyebutkan target harga tersebut mempertimbangkan P/E atau price-to-earning ratio sebesar 16 kali untuk proyeksi tahun 2020. Adapun untuk harga saat ini HMSP diperdagangkan pada P/E 15,9 kali proyeksi tahun 2020.
Christine memperkirakan pada tahun 2020 ini, entitas anak dari perusahaan rokok global Philip Morris International Inc. tersebut mampu membukukan kenaikan penjualan 3,77 persen menjadi Rp110,06 triliun dari posisi tahun lalu Rp106,05 triliun.
Adapun, dia juga memproyeksi laba bersih perseroan akan tergerus 8,34 persen, dari posisi Rp13,72 triliun menjadi Rp12,58 triliun pada tahun ini.
Sekuritas meyakini kenaikan harga jual rata-rata yang lebih tinggi akibat tarif cukai tidak serta merta dapat meningkatkan pendapatan pada kuartal satu tahun ini. Hal ini terutama disebabkan oleh penurunan volume penjualan.
Lebih lanjut, dia menggarisbawahi penurunan volume penjualan khususnya untuk jenama Dji Sam Soe disebabkan oleh harga jual varian Magnum Mild berada diatas rata-rata daya beli target pasarnya yang mayoritas berasal dari masyarakat dengan pendapatan rendah.