Bisnis.com, JAKARTA – Perlambatan ekonomi yang terjadi sepanjang kuartal I/2020 tidak menyurutkan kinerja emiten rokok PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP).
Laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan Rabu (13/5/2020) menunjukkan, HM Sampoerna berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 1,1 persen (year on year) menjadi Rp3,32 triliun pada kuartal I/2020. Kenaikan laba terjadi di tengah penjualan bersih yang mengalami penurunan tipis 0,49 persen menjadi Rp23,69 triliun.
Berdasarkan segmentasi, penjualan produk sigaret kretek mesin lokal berkontribusi 69,8 persen terhadap penjualan ; diikuti dengan sigaret kretek tangan sebesar 20,08 persen ; dan sigaret putih mesin sebesar 9,16 persen.
Sementara itu, penjualan ekspor hanya menyumbangkan 0,41 persen dari total omzet produsen rokok Dji Sam Soe tersebut.
Kenaikan laba bersih disebabkan antara lain penurunan beban pokok penjualan sebesar 0,55 persen menjadi Rp17,82 triliun. Kemudian penurunan beban penjualan 0,84 persen menjadi Rp1,37 triliun dan beban umum & administrasi yang lungsur 4,48 persen menjadi Rp545,57 miliar.
Perseroan juga berusaha menekan beban lain-lain dari posisi Rp6,87 miliar menjadi hanya Rp223 juta, diikuti dengan lonjakan penghasilan lain-lain dari Rp24,38 miliar menjadi Rp55,28 miliar.
Baca Juga
Hal yang cukup menarik, pos liabilitas perseroan melonjak 59,18 persen atau lebih dari Rp9 triliun dibandingkan periode akhir tahun 2019. Dikutip dari surat yang ditandatangani oleh sekretaris perusahaan Bambang Priambodo, hal tersebut disebabkan oleh kenaikan utang cukai sebesar Rp7,9 triliun dan kenaikan utang pajak sebesar Rp1,2 triliun.
Pos ekuitas perseroan pun meningkat 9,49 persen dari posisi Rp35,68 triliun pada akhir tahun lalu menjadi Rp39,07 triliun pada periode tiga bulan pertama tahun 2020 ini.
Lonjakan signifikan juga terjadi pada pos aset yang mana terjadi kenaikan sebesar 24,4 persen atau kurang lebih senilai Rp12,4 triliun dibandingkan realisasi periode akhir tahun 2019 diakibatkan oleh adanya piutang lainnya sebesar Rp7,3 triliun dan persediaan sebesar 6,6 triliun.
Adapun pada posisi arus kas, kas dan setara kas akhir periode terkoreksi 41,86 persen (yoy) menjadi Rp12,97 triliun pada kuartal I/2020 dikarenakan lonjakan arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi.