Bisnis.com, JAKARTA - Bagaikan dua sisi mata uang, alih-alih dapat menggerakkan roda perekonomian, pelonggaran lockdown justru dinilai dapat melonggarkan peluang penularan virus corona tahap kedua.
Analis Monex Investindo Futures Faisyal menyampaikan munculnya kekhawatiran akan gelombang baru virus corona, setelah adanya laporan 1 kasus baru di Tiongkok dan 15 orang yang memiliki gejala, serta meningkatnya korban di Korea Selatan, berpotensi menjadikan dolar sebagai aset buruan.
"Dolar AS yang paling diminati oleh para pelaku pasar karena merupakan aset yang paling likuid di tengah ketidakpastian ekonomi global," paparnya dalam publikasi riset, Selasa (12/5/2020).
Mengutip Bloomberg, pada perdagangan Selasa (12/5/2020) pukul 10.00 WIB, indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang utama menguat 0,06 persen ke level 100,299. Sepanjang tahun berjalan, indeks menguat 4,11 persen.
Di sisi lain, harga emas kembali menghijau 0,06 persen atau 1,09 poin menjadi US$1.699,02 per troy ounce, setelah sebelumnya terlempar dari level US$1.700. Emas sudah menguat 11,98 persen sepanjang 2020.
Sementara itu harga minyak juga berpotensi terkena dampak dari gelombang baru virus corona. Harga minyak bergerak turun seiring outlook perlambatan permintaan, meskipun Arab Saudi dilaporkan akan memangkas produksi tambahan di luar kesepakatan dengan OPEC+.
Baca Juga
Berikut analisis pergerakan sejumlah komoditas dan mata uang utama pada Selasa (12/5/2020).
EMAS
Harga emas berpeluang bergerak turun dalam jangka pendek karena sentimen penguatan dolar AS yang merupakan aset paling likuid di dunia untuk menguji level support di $1691 - $1680.
Harga emas berpeluang bergerak naik jika data CPI AS yang dirilis pukul 19:30 WIB hasilnya pesimis dan pidato dua anggota FOMC yaitu Patrick Harker dan Randal Quarles pukul 21:00 WIB bernada dovish untuk menguji level resisten di $1705 - $1714.
Minyak
Outlook perlambatan permintaan karena kekhawatiran akan dampak dari gelombang baru virus korona berpotensi menjadi beban untuk pergerakan harga minyak dalam jangka pendek untuk menguji level support di $23.70 - $22.50. Jika bergerak naik, level resisten terlihat di area $25.60 - $26.70.
EURUSD
Sentimen menguatnya dolar AS dan kekacauan ekonomi di zona Euro berpotensi menjadi beban untuk pergerakan EURUSD jangka pendek untuk menguji level support di 1.0770 - 1.0700. Jika berbalik naik, level resisten terlihat di 1.0850 - 1.0920.
GBPUSD
Outlook perpanjangan waktu lockdown di Inggris dan kekhawatiran no-deal Brexit berpeluang memicu penurunan GBPUSD dalam jangka pendek untuk menguji level support di 1.2280 - 1.2200. Jika begerak naik, level resisten terlihat di area 1.2380 - 1.2450.
USDJPY
Sentimen penguatan dolar AS dan pesimisnya data leading indicator Jepang pukul 12:00 WIB berpotensi memicu kenaikan USDJPY dalam jangka pendek 107.90 - 108.50. Jika bergerak turun, level support berada di 107.20 - 106.60.
AUDUSD
Data keyakinan pebisnis Australia yang masih pesimis dan buruknya data inflasi Tiongkok berpotensi menjadi beban AUDUSD di tengah ketegangan dagang antara AS dengan Tiongkok untuk menguji level support di 0.6440 - 0.6490. Jika bergerak naik, level resisten terlihat di 0.6480 - 0.6520.