Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Upaya Emiten Jaga Marjin Laba Kian Menantang Pada Kuartal II/2020

Meski sebagian besar memiliki NPM yang tidak setinggi kuartal I/2020, beberapa perusahaan mampu mengerek posisi margin laba bersihnya dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Gudang distribusi dan logistik Kalbe Farma yang dikelola anak usaha PT Enseval Putera Megatrading Tbk (EPMT). Jaringan distribusi Enseval menjangkau 74 cabang di 54 kota di Indonesia./kalbe.co.id
Gudang distribusi dan logistik Kalbe Farma yang dikelola anak usaha PT Enseval Putera Megatrading Tbk (EPMT). Jaringan distribusi Enseval menjangkau 74 cabang di 54 kota di Indonesia./kalbe.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - Kondisi perekonomian yang kian melambat pada kuartal II/2020 diprediksi akan menekan margin laba bersih emiten. Sejumlah sektor diyakini masih mampu mempertahankan tingkat net profit margin karena bisnis yang moncer meski pandemi COVID-19 mengadang.

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis.com, sejumlah emiten masih mampu mempertahankan tingkat margin laba bersih atau net profit margin (NPM) dua digit pada kuartal I/2020.

Meski sebagian besar memiliki NPM yang tidak setinggi kuartal I/2020, beberapa perusahaan mampu mengerek posisi margin laba bersihnya dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Direktur CSA Institute Aria Santoso menjelaskan bahwa Indonesia belum memasuk periode PSBB pada kuartal I/2020. Selain itu, sebagian sektor masih beroperasi seperti biasa pada Januari 2020—Maret 2020.

Jelang akhir Maret 2020, lanjut dia, situasi baru mulai berbeda. Oleh karena itu, perlambatan menurutnya akan mulai tercatat pada kuartal II/2020.

“Dengan pendapatan yg menurun pada kuartal II/2020, maka NPM diperkirakan juga akan menurun karena beban operasional yang masih sama,” jelasnya kepada Bisnis.com, akhir pekan lalu.

Kendati demikian, Aria menyebut emiten di sektor konsumsi primer seperti makanan dan minuman masih serta yang terkait dengan farmasi dan alat kesehatan berpeluang menjaga tingkat marjin laba bersih pada kuartal II/2020. Pasalnya, secara sentimen jangka pendek, masih menjadi pilihan utama bagi publik dalam mendahulukan kebutuhan pokok dan menjaga kesehatan.

Sementara itu, Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali juga menyampaikan hal senada. Menurutnya, dampak penurunan ekonomi global karena COVID-19 belum terasa secara penuh pada kuartal I/2020.

Emiten-emiten yang tidak memiliki eksposur tinggi kepada pasar luar negeri menurutnya tidak langsung terdampak pada kuartal I/2020. Sebaliknya, emiten yang memiliki rekanan di China atau Eropa makan akan lebih terlihat penurunannya pada Januari 2020—Maret 2020.

Upaya Emiten Jaga Marjin Laba Kian Menantang Pada Kuartal II/2020

Untuk kuartal II/2020, Frederik menyebut tantangan menjadi berat karena pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tidak hanya di Indonesia tetapi beberapa negara lainnya. Akibatnya, kegiatan ekonomi secara global menjadi lesu.

Dia mengatakan NPM emiten bisa tergencet apabila beberapa skenario terjadi. Pertama, penjualan melambat tajam sehingga gross profit jatuh dibawah skala ekonomis yang mengakibatkan kontraksi di level operating margin sehingga juga menurun.

“Kasus seperti ini banyak terjadi di bisnis transportasi dan akomodasi,” jelasnya.

Kedua, terjadi peningkatan cost of goods sold (COGS) karena sulitnya mendapat bahan baku baik dari dalam maupun luar negeri. Akibatnya, gross profit margin semakin tertekan.

Ketiga, meningkatknya utang untuk keberlangsungn hidup perusahaan. Dengan demikian, biaya bunga meningkat dan menekan NPM.

Frederik memprediksi sektor telekomunikasi masih dapat mempertahankan NPM. Hal itu sejalan dengan kebutuhan konsumsi data terus meningkat selama masa pandemi.

“Sedangkan COGS [sektor telekomunikasi] seharusnya tidak mengalami peningkatan yang signifikan karena tidak bergantung pada sumber daya alam tertentu,” imbuhnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper