Bisnis.com, JAKARTA - Emiten penyedia infrastruktur telekomunikasi, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk., menyiapkan sejumlah strategi untuk menjaga tingkat margin laba bersih di tengah dampak perekonomian yang ditimbulkan oleh penyebaran pandemi COVID-19.
Berdasarkan laporan keuangan tahun kuartal I/2020, Tower Bersama Infrastructure membukukan pertumbuhan pendapatan 11,57 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp1,26 triliun. Dari situ, perseroan membukukan laba bersih Rp228,53 miliar atau naik 4,80 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Dengan realisasi itu, marjin laba bersih atau net profit margin (NPM) perseroan sebesar 18,1 persen per 31 Maret 2020. Posisi itu hanya terkoreksi tipis dari 19,2 persen pada kuartal I/2020.
Direktur Keuangan Tower Bersama Infrastructure Helmy Yusman Santoso mengungkapkan terdapat beberapa faktor yang membuat perseroan mampu mempertahankan tingkat NPM pada kuartal I/2020. Menurutnya, salah satu penyebab yakni pendapatan sewa menara yang sudah terkontrak dalam jangka panjang.
“Sehingga pada masa pandemi COVID-19 ini pendapatan kami tidak terganggu. Malah dari operator telekomunikasi juga terus memberikan pesanan karena mereka pun sedang berekspansi untuk melayani kenaikan lalu lintas data,” ujarnya kepada Bisnis.com, akhir pekan lalu.
Selain itu, dia menyebut perseroan juga menjaga tingkat leverage di level yang aman dan mencari alternatif pendanaan yang lebih murah. Emiten berkode saham TBIG itu telah menerbitkan obligasi berdenominasi rupiah dengan tingkat bunga 6,25 persen untuk tenor 1 tahun dan 7,75 persen untuk tenor 3 tahun pada Maret 2020.
Baca Juga
“Suku bunga ini lebih rendah daripada obligasi kami sebelumnya. Jadi, kami pun saving dari segi cost of fund,” jelasnya.
Helmy menambahkan strategi yang akan diterapkan untuk menjaga tingkat marjin laba bersih pada kuartal II/2029 yakni pertumbuhan organik. Perseroan juga akan menambah penyewaan melalui kolokasi serta mencari alternatif pendanan yang lebih murah.
Dalam siaran persnya, CEO Tower Bersama Infrastructure Hardi Wijaya Liong mengungkapkan perseroan mencapai pertumbuhan penyewa organik terbesar pada kuartal I/2020. Rasio kolokasi menurutnya terus meningkat dan saat ini berada di 1,92 kali.
“Kami berharap pertumbuhan organik kami tetap kuat untuk membantu operator dalam memperluas jangkauan jaringan mereka di seluruh negeri, ” ujar Hardi.