Bisnis.com, JAKARTA – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. angkat bicara mengenai perjanjian fasilitas pinjaman jumbo dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang ditandatangani pada 30 April 2020 lalu.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyampaikan bahwa fasilitas pinjaman dari BRI tersebut bukanlah penambahan fasilitas pinjaman baru. Perjanjian ini merupakan pembaruan kerja sama dengan bank bank pelat merah tersebut.
“Pembaharuan tersebut meliputi fasilitas perbankan kredit modal kerja impor [KMKI] atau penangguhan jaminan impor [PJI], pinjaman jangka pendek dan penerimaan jasa Bank Garansi [BG] atau Standby Letter of Credit yang sebelumnya telah diberikan secara bertahap mulai 2014,” ujarnya melalui keterangan tertulis kepada Bisnis, Jumat (8/5/2020).
Dia menjelaskan pembaruan fasilitas itu dilakukan bersamaan dengan kesepakatan perpanjangan fasilitas pinjaman jangka pendek yang sudah diberikan untuk dapat tetap digunakan pada masa periode dari 30 April 2020 hingga 20 Desember 2020.
“Perlu kami sampaikan pula bahwa pembaharuan fasilitas perbankan dengan BRI ini sama seperti fasilitas bank lainnya, yang memang umumnya dapat dilakukan perpanjangan atau renewal pada setiap tahunnya,” ujarnya.
Pada 5 Mei 2020, Garuda Indonesia menyampaikan keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia ihwal penandatanganan fasilitas pinjaman dari BRI.
Baca Juga
Pinjaman terbagi ke dalam tiga fasilitas. Pertama, fasilitas pinjaman jangka pendek sebanyak-banyaknya US$50 juta dolar AS atau setara Rp754 miliar (Kurs Rp15.088).
Kedua, fasilitas penangguhan jaminan impor, fasilitas modal kerja impor, dan fasilitas jangka pendek kedua dengan jangka waktu 30 April 2020 hingga 21 Desember 2020 dengan limit Rp2 triliun.
Ketiga, fasilitas bank garansi atau stand by letter of credit sebesar US$200 juta dolar AS atau setara Rp3,01 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan 2019, emiten berkode saham GIAA ini memiliki jangka pendek sebesar US$3,25 miliar. Kewajiban jangka pendek itu mendominasi total liabilitas perseroan yang mencapai US$3,73 miliar.
Dari jumlah tersebut, sebanyak US$984,85 juta di antaranya merupakan pinjaman bank. Pinjaman ini terdiri dari pinjaman bank terafiliasi sebanyak US$540,09 juta dan US$444,75 juta kepada bank pihak ketiga.
BRI tercatat menjadi bank dengan total pinjaman terbesar kepada Garuda Indonesia, mencapai US$218,7 juta. Kredit ini terbagi dalam kredit kepada perseroan secara langsung maupun ke anak usaha.