Bisnis.com, JAKARTA – PT Adhi Karya (Persero) Tbk. menyatakan bakal memprioritaskan pengerjaan proyek infrastruktur berlabel proyek strategis nasional (PSN) di tengah pandemi virus corona (Covid-19) yang telah memberikan gangguan signifikan pada sektor konstruksi.
Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Parwanto Noegroho mengatakan proyek berstatus PSN memiliki arus kas lebih stabil dibandingkan dengan non-PSN. Dia mengakui saat ini sejumlah proyek konstruksi mulai tersendat karena adanya aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah wilayah.
“Untuk industri konstruksi yang dikecualikan PSBB, kegiatan masih berjalan meski sedikit ada perlambatan. Untuk PSN malah sebaliknya dan justru akan tetap di-speed up,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (6/5/2020).
Salah satu proyek PSN yang dikerjakan perseroan saat ini adalah Light Rail Transit (LRT) Terintegrasi di Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi dengan nilai kontrak Rp21,77 triliun. Proyek ini ditargetkan selesai pada 30 Juni 2021.
Perseroan juga mendapatkan kontrak pembangunan ruas tol Sigli-Banda Aceh yang masuk ke depan proyek Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS). Proyek senilai Rp7,63 triliun ini rencananya akan selesai pada 19 Maret 2021. Perseroan mendapatkan kontrak dari PT Hutama Karya (Persero) sebagai pemberi kerja.
Sebelumnya perseroan juga mengatakan telah mengkaji ulang belanja modal perseroan untuk tahun ini. Belanja modal yang semula ditargetkan Rp5,5 triliun dipangkas menjadi Rp1,4 triliun.
Baca Juga
Belanja modal itu hanya akan difokuskan untuk pembelian aset tetap. Alokasi belanja modal untuk investasi dimundurkan karena dampak dari penyebaran Covid-19 di Indonesia.
Sepanjang kuartal I/2020, perseroan membukukan laba sebesar Rp14,55 triliun, turun 80,73 persen terhadap laba pada kuartal I/2019. Kenaikan beban serta berkurangnya bagian laba dari ventura bersama menjadi penekan kinerja perseroan.
Parwanto menjelaskan penurunan bagian laba ventura yang menjadi hanya Rp24,65 miliar disebabkan oleh banyaknya pekerjaan joint operations (JO) yang sudah rampung. Adapun, JO baru yang dimulai tahun ini belum mengalami progres signifikan.
“Karena proyek JO di kuartal I/2020 sudah selesai, dan proyek JO di 2020 masih dalam tahap persiapan sehingga progresnya masih kecil. Pencatatan laba akan meningkat seiring dengan progresnya JO,” katanya.
Sepanjang kuartal I/2020, emiten berkode saham ADHI ini membukukan kontrak baru senilai Rp2,5 triliun. Adapun, sepanjang tahun ini, perseroan membidik kontrak baru sebesar Rp35 triliun.
Tahun ini, perseroan juga menargetkan perolehan pendapatan usaha akan mencapai Rp22,7 triliun. Adapun, laba bersih atau bottom line diharapkan dapat menembus sedikitnya Rp704 miliar.