Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menguat ke Level Rp14.800, Ini yang Membuat Rupiah Perkasa

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berhasil menembus level Rp14.000. Sentimen global dari rencana pemberian stimulus di Amerika Serikat hingga penemuan terbaru terkait obat virus corona atua Covid-19 juga menjadi angin segar bagi rupiah.
Karyawati bank menata uang dollar dan rupiah di kantor cabang PT Bank Mandiri Tbk. di Jakarta, Rabu (22/4/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Karyawati bank menata uang dollar dan rupiah di kantor cabang PT Bank Mandiri Tbk. di Jakarta, Rabu (22/4/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja nilai tukar rupiah yang terus moncer sepanjang April 2020 diperkirakan akan mampu menjadi pendorong mata uang garuda pada bulan berikutnya. 

Sepanjang bulan ini, rupiah terus menunjukkan tren menguat meski dalam beberapa sesi perdagangan terkoreksi. Rupiah mengawali pergerakan di awal bulan di kisaran Rp16.550 per dolar AS.

Rupiah terus menguat menjelang pertengahan April 2020 di kisaran Rp15.000 per dolar AS. Rupiah lantas mengakhiri kinerja dengan ciamik, naik 2,7 persen ke level 14.881 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Kamis (30/4/2020).

Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C. Permana mengatakan selama sebulan terakhir pergerakan rupiah dipengaruhi beberapa hal antara lain jumlah orang yang terpapar virus corona atau Covid-19 baik di Indonesia dan global serta stimulus global dan domestik.

“Khususnya penerbitan pandemic bond dan makin besarnya defisit APBN. Selain itu aliran modal asing di pasar keuangan dalam negeri juga mempengaruhi,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (30/4/2020).

Seiring berjalannya bulan, kata Fikri, faktor-faktor tersebut menunjukkan perkembangan positif yang turut mengerek rupiah. 

Seperti di akhir April, dari domestik rupiah disokong oleh defisit transaksi berjalan CAD yang berada di bawah 2 persen. Di samping itu, sentimen positif yang mendorong kenaikan rupiah adalah perkiraan pertumbuhan ekonomi kuartal I/2020 di kisaran 3,5—4 persen.

“Tampaknya ini memberi harapan besar ke fundamental rupiah,” imbuhnya.

Sementara dari global, dibukanya lockdown di sejumlah negara Eropa dan Amerika Serikat serta rencana produksi vaksin secara massal memantik kepercayaan investor untuk kembali melirik pasar negara berkembang.

Di sisi lain, tambah Fikri, stimulus besar di AS mendorong kemungkinan suplai dolar yang beredar meningkat dan pada saat bersamaan mata uang greenback tertekan oleh bertambahnya pengangguran yang mencapai 26 juta orang.

Lebih lanjut dia memperkirakan rupiah masih bisa melanjutkan keperkasaannya di bulan mendatang, meski ada kemungkinan tersendat karena puncak pandemi di Indonesia yang diprediksi terjadi pertengahan Mei hingga awal Juni.

Senada, Analis Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan rupiah kian melambung di akhir bulan karena adanya harapan ekonomi mulai pulih dan kemajuan penemuan obat penanganan virus corona atau Covid-19.

Menurutnya, hal tersebut mendorong pelaku pasar berinvestasi ke aset-aset berisiko untuk mencari yield atau imbal hasil yang lebih tinggi termasuk ke Indonesia, apalagi pertumbuhan ekonomi kuartal I/2020 2020 Indonesia diperkirakan masih positif di atas 4 persen. 

Adapun sepanjang April 2020 dia menilai kepanikan pasar cenderung mereda. Bulan ini sentimen positif mulai masuk seiring dengan rencana pelonggaran lockdown di beberapa negara pandemi.

“Artinya ya kembali lagi, ada harapan aktivitas ekonomi akan mulai bergerak,” ujar Ariston kepada Bisnis, Kamis (30/4/2020).

Selain itu, harga minyak mentah yang mulai stabil makin mengindikasikan harapan ekonomi global sudah mulai menuju kondisi yang seharusnya. Adapun dari dalam negeri, kebijakan stimulus pemerintah dan Bank Indonesia juga membantu meredakan kepanikan tersebut.

Ariston menyebut selama tidak ada perkembangan dari wabah virus corona atau Covid-19, tren penguatan rupiah sangat mungkin untuk terus berlanjut sepanjang Mei mendatang. Di awal bulan, Ariston memperkirakan rupiah berpotensi bergerak di kisaran 14.750—15.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper