Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sinar Mas Agro (SMAR) Andalkan Kas Internal untuk Bayar Utang

Per Desember 2019, total liabilitas perseroan mencapai Rp16,85 triliun. Dari jumlah tersebut, liabilitas jangka pendek tercatat Rp10,67 triliun.
PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk/Istimewa
PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten perkebunan PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. optimistis dapat melunasi kewajiban utang menggunakan kas internal.

Berdasarkan laporan keuangan 2019, total liabilitas perseroan mencapai Rp16,85 triliun. Dari jumlah tersebut, liabilitas jangka pendek tercatat Rp10,67 triliun .

Dalam komponen liabilitas jangka pendek, emiten berkode saham SMAR itu memiliki utang bank jangka pendek sebesar Rp6,85 triliun, utang usaha pihak ketiga Rp1,36 triliun dan utang bank yang akan jatuh tempo dalam setahun Rp1,03 triliun. Namun, di sisi lain kas dan setara kas akhir periode 2019 hanya  mencapai p969,28 miliar.

Pinta S. Chandra, Investor Relations Sinar Mas Agribusiness and Food mengatakan likuiditas perseroan masih dalam posisi aman. Dia pun menegaskan kewajiban akan dilunasi melalui kas operasional atau melalui skema refinancing.

Pinta menambahkan untuk pinjaman modal kerja, biasanya bersifat self-liquidating, dapat diperpanjang dan sangat terkait dengan aset lancar bisnis hilir. Dia pun mengakui salah satu faktor penentu adalah pergerakan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil yang cenderung fluktuatif.

“Namun demikian, secara jangka panjang, SMART telah menerapkan strategi untuk memperkuat bisnis operasionalnya yang terintegrasi secara vertikal,” katanya kepada Bisnis, Rabu (29/4/2020).

Perseroan juga baru saja menerbitkan surat utang senilai Rp750 miliar, lebih rendah dari target yang coba dihimpun sebesar Rp1 triliun. Dana itu sepenuhnya digunakan untuk meningkatkan kapasitas bisnis biodiesel.

Mengenai perubahan jumlah surat utang, Pinta menyebutkan bahwa pada dasarnya tidak ada perubahan, karena pada awal penerbitan prospektus disebutkan bahwa nilai Rp 1 triliun adalah nilai maksimum penerbitan di tahap pertama.

Dia pun menyebutkan kinerja kuartal II/2020 akan sangat dipengaruhi oleh pergerakan harga pasar minyak sawit internasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper